+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Regrets Come Too Late

Regrets Come Too Late

PENYESALAN. Sahabat, dalam teologi Kristen, penyesalan atau sesal adalah perasaan sedih atau kesusahan dalam hati seseorang karena dosa-dosa yang dilakukannya, dengan disertai keinginan untuk tidak melakukannya lagi.

Sedang dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) saya mendapatkan informasi bahwa penyesalan  berarti: 1. Perasaan menyesal (menyesali); 2. Proses, cara, perbuatan menyesali (menyesalkan); 3. Penyanggahan; sanggahan.

Sahabat, menurut beberapa ahli psikologi, penyesalan adalah keadaan kognitif dan emosional yang menyakitkan karena menyesalkan sesuatu atas kelemahan, kehilangan, atau kesalahan. Penyesalan merupakan emosi yang memberi arah pada suatu perilaku, di mana dapat digambarkan ketika sebuah ekspektasi yang kita miliki tidak sesuai pada kenyataan yang terjadi.

Syukur Hari ini kita dapat belajar dari pasal terakhir dari kitab Hakim-Hakim dengan tema: “Regrets Come Too Late (Penyesalan Datang Terlambat)”. Bacaan Sabda diambil dari Hakim-Hakim 21:1-25. Sahabat,  tidak adanya pemimpin nasional yang berkualitas merupakan salah satu penyebab terjadinya tragedi yang diuraikan dalam Hakim-Hakim pasal 20. Bila ada pemimpin yang berwibawa, seharusnya bisa dilakukan perundingan antara suku Benyamin dengan suku-suku Israel yang lain untuk mencegah terjadinya perang saudara. 

Sesudah perang saudara berakhir, barulah bangsa Israel menyadari bahwa mereka telah salah dalam mengambil keputusan. Mereka menangis dengan suara keras di hadapan Allah, tetapi penyesalan tersebut telah terlambat. Hubungan antara suku Benyamin dengan suku-suku Israel yang lain bisa dikatakan telah retak.

Suku-suku Israel menyesali keputusan mereka yang telah bersumpah untuk tidak menikahkan anak perempuannya kepada orang suku Benyamin. Sumpah yang diambil secara gegabah ini bukan hanya disesali, tetapi juga ditangisi (Ayat 1-2). Akibat dari keputusan ini, orang Israel melahirkan kejahatan-kejahatan yang susul menyusul. Suku-suku Israel menyarankan suku Benyamin untuk mengambil paksa perempuan dari Yabesh-Gilead untuk dijadikan istri.

Bahkan, mereka mengusulkan untuk membunuh orang-orang Yabesh-Gilead, yakni para laki-laki dan perempuan yang sudah pernah tidur dengan laki-laki. Sementara, perempuan yang belum pernah tidur dengan laki-laki bisa dibawa untuk dijadikan istri dari orang-orang suku Benyamin (Ayat 10-12).

Tidak cukup sampai di situ, ketika perempuan-perempuan dari Yabesh-Gilead tidak mencukupi, mereka mengusulkan sebuah ide jahat, yakni melarikan anak-anak perempuan Silo dan membawanya pergi ke tanah Benyamin (Ayat 21).

Bacaan kita pada  hari ini mengingatkan kita bahwa adanya pemimpin yang bisa menyatukan dan adanya aturan (hukum) sangat penting bagi kehidupan bersama.

Selain itu keputusan yang gegabah mungkin saja akan membuat kita menyesalinya seumur hidup. Oleh karena itu, sebelum memutuskan sesuatu, kita harus menenangkan hati dan bertanya dahulu kepada Allah. Hanya dengan mencari kehendak Allah, kita dapat mengetahui apa yang benar dan yang mendatangkan kebaikan. Mari kita memohon ampun kepada Tuhan jika sering bertindak gegabah dalam mengambil keputusan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami tentang penyesalan?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Syukurilah kehadiran dan tuntunan Allah dalam hidup kita; berdoalah agar kita diberikan kepekaan mendengar suara-Nya. (pg).

Leave a Reply