MENGAKU DOSA. Dalam buku “How to Live 365 Days a Year”, John Schindler menulis, “Tiga dari empat ranjang rumah sakit ditempati oleh orang yang menderita gangguan emosional.” Ia menyimpulkan, “Stres emosional saat ini merupakan penyebab nomor satu sakit-penyakit.” Lalu, apa penyebab stres itu sendiri? Salah satu yang menonjol adalah rasa bersalah dan perasaan tidak diampuni.
Firman Allah menjanjikan kemerdekaan besar dari kedua pemicu stres itu. Betapa tidak! Coba kita simak pernyataan Yohanes berikut ini: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1: 9).
Lalu apakah yang dimaksudkan dengan “mengaku dosa”? Dulu saya mengartikannya sebagai berdoa menyebutkan daftar dosa saya, menyesalinya, bertobat, meminta ampun, dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Ternyata kata “Mengaku” dalam bahasa Yunani menggunakan kata homologeo. Kata ini berasal dari dua kata yaitu homou yang berarti “sama”; ”bersama-sama”; dan kata logos yang berarti perkataan atau firman.
Dengan demikian mengaku dosa berarti menyepakati pernyataan Allah tentang dosa kita. Kita menyepakati bahwa kita berdosa. Kemudian, kita menyepakati cara Allah mengatasi dosa. Di dalam Kristus, Allah menebus dosa kita satu kali untuk selama-lamanya (Ibrani 7:24-27). Dia memutuskan untuk tidak lagi mengingat-ingat dosa dan pelanggaran kita (Ibrani 8:12, 10:17). Sebaliknya, anugerah-Nya mendidik kita untuk hidup dalam kesalehan (Titus 2:11-13).
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Hakim-Hakim dengan topik: “Sin Confession and God’s Grace (Pengakuan Dosa dan Anugerah Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Hakim-Hakim 10:6-18. Sahabat, sampai pasal Hakim-Hakim pasal 10 sudah tujuh kali disebutkan: “Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata Tuhan …” (Ayat 6). Tampaknya mereka masih belum jera juga melakukan dosa itu, yaitu dosa menyembah allah lain. Bayangkan saja, sampai tujuh allah asing yang mereka sembah dan karena itu mereka meninggalkan Tuhan!
Sahabat, tentu saja Tuhan tidak tinggal diam melihat semua itu. Jika Israel ingin beribadah kepada allahnya orang Filistin dan bani Amon maka Tuhan membiarkan mereka dengan sekaligus menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa itu (Ayat 7). Sampai delapan belas tahun lamanya orang Israel ditindas dan diinjak oleh Filistin dan Amon (Ayat 8). Suatu jangka waktu yang begitu lama untuk merasakan dampak mengkhianati Tuhan. Tuhan memang membiarkan hal itu terjadi begitu lama agar mereka merasakan benar sakitnya penderitaan sebagai akibat meninggalkan Tuhan.
Israel memang tidak akan pernah diberkati Tuhan jika mereka menyembah allah-allah lain. Sebaliknya, kesusahan besarlah yang akan datang menimpa mereka. Padahal tujuan Tuhan membawa mereka ke tanah Kanaan adalah untuk memberikan kehidupan yang penuh damai dan sejahtera. Namun ketidaksetiaan mereka membuat Tuhan berbalik melawan mereka. Bahkan ketika mereka menyadari rasa sakit dari penderitaan itu, Tuhan tidak segera memberikan pertolongan meski mereka berseru kepada Dia untuk mengakui kesalahan mereka dan memohon pertolongan-Nya (Ayat 10-14). Barulah ketika mereka menyatakan penyerahan diri secara penuh dan menyatakan tindakan pertobatan yang sungguh-sungguh, Tuhan berkenan menolong mereka (ayat 15-16).
Sahabat, ibadah yang dilakukan Israel terhadap allah-allah tetangga mereka memperingatkan kita bahwa umat Allah di mana pun dan kapan pun selalu berada dalam bahaya yang sama, menyembah apa yang disembah oleh dunia ini. Sebab itu Tuhan menginginkan kita untuk memahami bahwa tidak ada hal yang lebih berharga selain percaya dan mengikut Yesus Kristus, Tuhan kita yang adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yohanes 14:6). Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari 1 Yohanes 1:9?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sebesar apa pun kesalahan kita, Allah memberi kesempatan agar kita kembali pada jalan-jalan-Nya. (pg).