Terms and Conditions
SYARAT DAN KETENTUAN. Sahabat, sesungguhnya syarat, ketentuan dan kondisi itu sama, semuanya merupakan sinonim hanya saja penggunaannya berbeda konteks dan wacananya.
Syarat itu adalah hal-hal dasar, baik berurutan atau lepasan, yang harus dipenuhi oleh seseorang atau suatu lembaga. Tujuannya untuk mendapatkan data-data umum seperti nama, alamat, nomor telepon, dan seterusnya.
Sedangkan ketentuan itu adalah hal-hal utama atau penting, baik berurutan maupun lepasan, yang sudah dibuat oleh seseorang atau suatu lembaga yang harus dipenuhi atau dipahami oleh orang atau lembaga yang ingin ikut serta, misalnya hadiah tidak bisa ditukar dengan hadiah lain atau diuangkan, yang belum berusia 18 tahun tidak bisa ikutan, dilarang melemparkan pertanyaan dengan bahasa yang tidak sopan, dan lain-lain.
Sahabat, tidak sedikit pembeli batal mendapatkan barang yang tengah dipromosikan lantaran tak memenuhi persyaratan yang ada. Biasanya, pihak penjual akan menunjukkan tulisan syarat dan ketentuan berlaku sebagai alasan dibalik pembatalan produk yang hendak dibeli oleh konsumen. Tulisan tersebut kerap kali dicetak dalam ukuran kecil, sehingga membuat kecele konsumen yang kurang cermat saat berbelanja.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Hakim-Hakim dengan topik: Terms and Conditions (Syarat dan Ketentuan). Bacaan Sabda diambil dari Hakim-Hakim 8:4-21 dengan penekanan pada ayat 6. Sahabat, seorang teman ketika saya ajak untuk membesuk seorang rekan yang sedang diopname di rumah sakit, menolak dan berkata, “Tidak, bulan lalu ketika aku sakit, ia tidak datang menjengukku!”
Pengalaman kita bermasyarakan bercerita bahwa ada cukup banyak orang suka timbang-menimbang sebelum melakukan kebaikan. Saat ini ketulusan sepertinya dapat dikelompokkan sebagai barang langka di dunia ini.
Dalam bacaan kita pada hari ini, orang Sukot dan orang Pnuel juga merupakan contoh tipe manusia yang suka timbang-menimbang sebelum melakukan kebaikan. Ketika Gideon meminta beberapa roti untuk rakyat yang mengikutinya dalam pengejaran terhadap Zebah dan Salmuna, raja-raja Midian, kedua penduduk tersebut menanggapi dengan sinis, “Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga kami harus memberikan roti kepada tentaramu?” (Ayat 6 dan 8).
Rupanya, mereka mau memberi roti hanya jika syarat dan ketentuan dipenuhi. Tindakan mereka sungguh kontras dengan kebenaran firman Tuhan yang mengatakan, “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya” (Amsal 3:27). Perhatikan bahwa tidak ada syarat dan ketentuan ditetapkan bagi pihak penerima pertolongan! Syarat dan ketentuan tersebut justru ada pada pihak pemberi pertolongan yaitu: Engkau mampu menolongnya.
Bukannya memberi keuntungan, roti disertai syarat dan ketentuan justru mendatangkan kemalangan. Pada akhirnya, Gideon menghajar orang-orang Sukot, merobohkan menara Pnuel, dan membunuh orang-orang kota itu (Ayat 16-17).
Sahabat, pegang erat-erat, Tuhan tidak berkenan apabila kebaikan kita dibumbui syarat dan ketentuan apa pun. Mulai sekarang, mari melakukan kebaikan dengan penuh ketulusan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
Apa yang Sahabat pahami dari Amsal 3:27?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jika syarat dan ketentuan ditetapkan dalam setiap kebaikan, kita tidak akan pernah layak menerima kebaikan TUHAN. (pg).