ANUGERAH. Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Sebagaimana prinsip dalam hokum tabur tuai, bagi yang berbuat kesalahan maka akan menerima hasil dari kesalahannya. Ada banyak konsekuensi yang diterima dari kesalahan yang dilakukan. Entah itu kesalahan ringan maupun kesalahan yang berat. Salah satunya berupa hukuman. Prinsip itu masih berlaku dalam kehidupan saat ini, Siapa yang berbuat salah maka konsekuensinya akan menerima hukuman.
Sahabat, kekristenan bukan hanya berbicara tentang deretan aturan dan hukuman, bukan juga kumpulan ketegasan hukum. Kekristenan berbicara mengenai bagaimana Allah yang mencari dan menyelamatkan orang yang berdosa supaya dapat menikmati persekutuan dengan Tuhan. Bukankah itu merupakan hadiah yang istimewa?
Anugerah Tuhan menjadi sebuah tawaran yang indah. Karena itu Paulus menyampaikan pesan iman: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan karena iman; …” (Efesus 2:8).
Sesungguhnya keselamatan merupakan anugerah (Sola Gratia). Jika bukan karena anugerah Tuhan, maka tidak ada seorang pun yang mempunyai kelayakan dan kesempatan menerima apa pun dari tangan Tuhan. Sebab hukuman bagi orang bersalah harus tetap kita tanggung. Anugerah Tuhan diberikan atas kedaulatan Allah, kerelaan kehendak Allah sendiri. Anugerah bukanlah upah dari kebaikan kita, juga bukan kepandaian kita. Lantas, dengan apa kita menyambut anugerah Tuhan? Hanya dengan iman. Tanpa mengimani anugerah Allah dalam Yesus, maka kita menolak tawaran anugerah itu. Anugerah Tuhan adalah wujud kebaikan-Nya kepada orang yang bersalah.
Syukur hari ini kita dapat belajar dari bagian akhir dari kitab Hosea dengan topik: “ENDLESS GRACE (Anugerah Tak Henti)”. Bacaan Sabda diambil dari Hosea 14:2-9 dengan penekanan pada ayat 8. Sahabat, Hosea memulai pelayanannya pada masa akhir pemerintahan Yerobeam II, saat Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik yang menciptakan rasa aman yang palsu. Namun setelah Yerobeam II wafat, keadaan Israel mulai memburuk dengan cepat dan menuju kehancuran. Lima belas tahun pasca kematian Yerobeam II, empat raja Israel terbunuh. Dalam lima belas tahun kemudian Samaria merupakan puing-puing berasap dan penduduk Israel dibuang ke Asyur dan diserakkan ke berbagai bangsa.
Sahabat, Hosea dipanggil Allah untuk bernubuat kepada kerajaan Israel yang sedang ambruk remuk. Nubuat Hosea merupakan usaha terakhir Allah memanggil Israel bertobat dari penyembahan berhala dan kefasikan.
Tidak tanggung-tanggung, Allah bahkan memerintahkan Hosea mengawini seorang perempuan sundal untuk melukiskan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah. Sebagaimana Gomer mengejar laki-laki lain, begitulah Israel mengejar-ngejar dewa lain.
Sahabat, timbunan dosa Israel memang membuat hukuman Allah tak terhindarkan. Israel harus dihukum melalui pembuangan ke Asyur. Namun Allah menyediakan kelepasan setelah penghukuman. Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya. Ia sungguh-sungguh ingin menebus umat dari kejahatan. Ketika umat mau bertobat, mengakui semua kesalahan dan mengakui bahwa tidak ada yang dapat menolong selain Allah, Ia akan kembali mengasihi mereka, memulihkan dan memberi damai sejahtera. Ini karena anugerah Allah tak pernah berhenti bagi umat-Nya. Jika Allah menghukum, itu hanya supaya umat bertobat. Haleluya. Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Menolak taat kepada Allah sama saja menolak kasih-Nya yang menyelamatkan. (pg)