KITAB YOEL. Dari Wikipedia saya mendapat informasi bahwa kitab Yoël atau Kitab Yoel (disingkat Yoël; akronim Yl.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. .
Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Yoel bin Petuel, nabi Yahudi yang diperkirakan hidup jauh setelah pembuangan ke Babel, tepatnya pada abad ke-5 SM saat Yudea menjadi provinsi di bawah Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Nama “Yoel” sendiri merupakan serapan dari kata dalam bahasa Ibrani: יוֹאֵל (Yoel), yang diperkirakan merupakan gabungan dari nama Allah יה (Yahy) dan kata אֵל (el, har. “Allah /Tuhan”). Oleh karena itu, nama tersebut kemungkinan berarti “Yahwe adalah Allah” atau “yang baginya Yahweh adalah Allah”.
Kitab ini berisi nubuat-nubuat yang datang kepada nabi Yoel bin Petuel. Tema besar kitab ini adalah: Hari Tuhan yang Besar dan Mengagumkan. Pemberitaan tentang Hari Tuhan oleh nabi Yoel bukanlah baru pertama kalinya diberitakan, sebelumnya sudah pernah diberitakan oleh nabi-nabi terdahulu seperti nabi Amos. Kitab Yoël menceritakan tentang bencana yang menimpa umat Israel dan ajakan nabi Yoël kepada para imam dan seluruh umat untuk bertobat. Bencana alam merupakan pendahuluan sebelum datangnya Hari Tuhan atau akhir zaman.
Mulai hari ini kita akan belajar dari kitab Yoel dengan topik: “God’s Voice Over The Disaster (Suara Tuhan di Balik Bencana)”. Bacaan Sabda diambil dari Yoel 1:1-20 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, walaupun kita tidak bisa memastikan peristiwa sejarah yang melatarbelakangi penulisan kitab Yoel, tidak berarti bahwa kita tidak bisa menerima manfaat dari kitab ini. Kita perlu menyadari bahwa Alkitab selalu memuat hal-hal yang berlaku universal.
Sahabat, betapa sering kita disuguhi berita bencana di layar kaca. Gempa bumi, banjir bandang, tanah longsor, gunung meletus silih berganti menghiasi berita. Apakah bumi yang semakin tua? Atau ulah manusia semakin menggila mengeksploitasi bumi demi memperkaya diri sendiri? Atau Tuhan mulai bosan dengan tingkah polah kita? Semuanya hanya tanya dan jawabnya terdengar sayup-sayup tak jelas. Lalu apa makna terjadinya bencana bagi kita? Apa pula hikmah yang bisa kita petik dari petaka yang terjadi?
Nubuat apa yang disampaikan nabi Yoel? Serbuan belalang yang mengerikan! Begitu mengerikan karena bencana sehebat itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Di ayat 4 ada keterangan tentang empat jenis belalang yang muncul susul-menyusul: Belalang pindahan, belalang pengerip, belalang pelompat, dan belalang pelahap. Dapat kita perkirakan betapa besarnya “pasukan” belalang itu. Semua dedaunan luluh lantak digunduli dan tanaman dibuat rata dengan tanah. Bagi masyarakat agraris, bencana ini sangat mengerikan.
Sahabat, kendati bukan berwujud hama belalang, negeri kita akhir-akhir ini tak sepi dari bencana. Seruan Yoel untuk bangun dan meratap mengajak kita untuk memaknai bencana atau krisis dengan doa dan keprihatinan seraya bertanya, “Apa suara Tuhan yang hendak diperdengarkan bagi bangsa kita?” Kiranya kita belajar untuk peka mendengar suara Tuhan di balik bencana yang terjadi. Semoga kita juga diberi keberanian untuk mewartakan suara Tuhan agar bangsa ini dapat belajar dari bencana dan bertobat dari dosa-dosanya. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 3?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita ini makhluk pembelajar, jadi bisa belajar dari apa saja, termasuk dari bencana sekali pun. (pg).