MENGURUNG KRISTUS

MENGURUNG KRISTUS

Saudaraku,  ada ungkapan yang mengatakan:  “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga.”  Sebenarnya ungkapan itu menunjukkan keinginan mendasar manusia yang selalu menginginkan apa yang terbaik bagi dirinya dan sebisa mungkin menjauhi masalah dan penderitaan.  Namun ternyata lewat jalan penderitaan Kristus-lah manusia menerima anugerah Allah.  Mari membaca Matius 16 : 21-28.

Teguran keras atau hardikan Petrus kepada Yesus yang terus terang membicarakan kematian-Nya sungguh menarik untuk direnungkan.  Mengapa Petrus berani melakukan hal itu kepada Guru yang dihormatinya?  Petrus bahkan berharap supaya Allah meluputkan Yesus dari situasi kelam itu.  

Mari melihat bagaimana Petrus memandang figure Yesus.  Matius 16:16 mencatat pengakuan Petrus terhadap Yesus, yaitu Mesias.  Bagi Petrus Yesus adalah Mesias yang sudah dinantikan oleh orang Yahudi sejak lama.  Kuasa Yesus yang ditunjukkan dengan penyembuhan orang sakit, memberi makan orang lapar dan bahkan keberanian-Nya beradu argumen dengan orang Farisi dan ahli Taurat menunjukkan bahwa Yesus layak disebut Sang Mesias.  

Tentunya Mesias itu tidak boleh dikalahkan oleh musuh karena Mesias adalah Sang Pembebas yang akan membuat Israel kembali mendapatkan kemuliaan sebagai sebuah bangsa.  Mesias adalah pahlawan.  Petrus tidak menginginkan  figur Yesus yang dibentuk dalam benaknya akan hancur dengan perkataan Yesus tentang masa depan-Nya.  

Petrus tidak melindungi Yesus sebagai Mesias, Petrus melindungi figur Yesus yang tergambar di benaknya.  Itulah mengapa respon Yesus tidak kalah keras terhadap sikap Petrus dan dengan terus terang menegur dalang dibalik pemikiran Petrus.  Yesus menyadari bahwa tidak mudah bagi Petrus untuk memahami jalan penderitaan yang harus ditempuh seorang Mesias untuk membebaskan manusia dari cengkeraman maut.  Yesus tidak mau dikurung oleh Petrus dalam idealismenya tentang Mesias.

Saudaraku, memahami jalan Tuhan memang membutuhkan kerelaan manusia untuk membongkar gambarannya tentang Tuhan itu sendiri.   Banyak pengajaran yang mengarahkan manusia kepada kemakmuran, kesehatan dan keberhasilan sebagai jalan Allah.  Namun pada kenyataannya, Allah mampu memakai kelemahan, kesukaran dan bahkan kehancuran manusia untuk menyatakan kasih-Nya.  Itulah sebabnya Yesus mengatakan bahwa salah satu syarat orang yang mau mengikut-Nya, ia mesti  menyangkal dirinya sendiri.  

Menyangkal diri menunjukkan kerelaan untuk membongkar segala idealisme di benaknya, menunjukkan keberanian untuk mengikuti jalan Allah yang kadang bertentangan dengan akal dan pikirannya.   

Mari jangan lagi  MENGURUNG KRISTUS dengan IDE-IDE KITA SENDIRI.  Biarkan Allah bebas bekerja dalam jalan-Nya dan nikmatilah kreativitas Allah yang mempu menunjukkan kuasa dan kasih-Nya  dengan cara yang bahkan diluar pemikiran kita.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

Renungan Lainnya