Mengapa Aku KHAWATIR?
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga pagi ini kita bangun tidur dipenuhi dengan rasa syukur. Sesekali kita merasa khawatir, itu wajar dan manusiawi. Namun jangan sampai kekhawatiran itu membelenggu hidup kita. John Lubbock (bankir asal Inggris) berkata bahwa hari yang penuh kekhawatiran lebih melelahkan daripada hari kerja.
Mengapa kita sering merasa khawatir? Karena kita suka sekali menghitung-hitung masalah, kesukaran dan penderitaan yang kita alami. Jika hal itu terus kita lakukan, kita akan semakin kecewa dan terpuruk.
Karena itu berhentilah menghitung-hitung, milikilah iman yang teguh bahwa Tuhan sangat peduli dengan apa yang kita alami, “Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?” (Mazmur 56:9)
Apa itu Khawatir? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata khawatir memiliki pengertian: takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Perasaan ini biasanya dihubungkan dengan pikiran negatif tentang sesuatu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Khawatir juga berarti was-was, bingung dan pikiran terpecah-pecah. Tuhan berfirman: “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Matius 6:25). Lalu Dia menambahkan: “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (Matius 6:27). Tuhan memperingatkan kita untuk tidak khawatir, karena Dia sendiri yang menjadi jaminan bagi kita. “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b).
Hendaknya kita menyadari bahwa kekhawatiran itu hanya memindahkan beban dari bahu Tuhan yang kuat ke bahu kita yang lemah. Kekhawatiran adalah sebuah obsesi akan hal buruk yang mungkin terjadi: ketakutan terhadap hal yang tidak menyenangkan, menderita sakit, mengalami kekurangan, kehilangan sesuatu dan sebagainya. Daud, seorang raja pun, juga pernah merasa khawatir, tapi ia tak mau terus dibelenggunya, karena itu “… kepada kasih setia-Mu aku percaya, …” (Mazmur 13:6). Daud mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan melalui doa dan percaya penuh kepada-Nya!
Ingatlah! Dale Carnegie (motivator asal Amerika) memberikan tips: “Jika saudara tidak dapat tidur, bangunlah dan lakukan sesuatu daripada saudara berbaring dan khawatir. Karena kekhawatiran itu yang menggganggu saudara, bukan kurang tidurnya.”. GBU & Fam. Better days are coming. (pg)