MENETAPKAN BATASAN. Dalam hidup sehari-hari, kita sering menetapkan atau membuat batasan. Ketika utusan dari bengkel sepeda motor datang untuk mengambil sepeda motor guna diservis, saya berpesan: “Kalau ada penggantian onderdil lebih dari Rp. 250.000,- harap menghubungi saya terlebih dahulu”. Nah, di sini saya menetapkan batasan,
Sahabat, batasan itu layaknya sebuah rumah, yang memiliki pagar depan, teras, ruangan-ruangan tertentu seperti ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, dapur, hingga kamar tidur. Kita, sebagai pemilik rumah, tentunya memiliki batasan, siapa saja yang kita izinkan masuk hanya sampai pagar depan, teras, ruang tamu, dan seterusnya. Nah, seperti itulah gambaran dari penerapan batasan atau boundaries pada diri kita, baik itu batasan fisik, emosional ataupun spiritual.
Bagi saya, menetapkan batasan atau setting boundaries adalah hal yang sangat penting, bukan untuk mengontrol orang lain tetapi untuk melindungi diri sendiri. Membuat batasan bisa membuat kita untuk membedakan antara posisi kita dengan posisi orang lain hingga membedakan keinginan kita dengan keinginan orang lain. Jadi, hidup yang kita jalani ini bisa lebih selaras dengan nilai yang kita pegang atau anut.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yosua dengan topik: “Knowing the Boundaries (Mengetahui Batas)”. Bacaan Sabda diambil dari Yosia 15:1-12. Sahabat, bacaan kita pada hari ini berkisah tentang bagaimana bani Yehuda diajak mengerti batas wilayahnya. Batas teritorial itu kemudian harus dijaga dan dihormati bersama-sama. Tanpa kesadaran seperti itu, mereka hanya akan memanen kekacauan karena hidup tanpa batasan artinya tanpa aturan.
Batasan akan mendidik kita tentang kemerdekaan dan kemandirian dalam kebersamaan. Ini menjadi pelajaran penting bagi suku bani Yehuda. Dengan batasan, orang bisa berdikari mengurus kemajuan wilayah masing-masing. Namun demikian, mereka tidak bisa mengabaikan tanggung jawab bersama kepada suku Lewi. Pasalnya, mereka merupakan suku yang tak punya hak milik untuk mengolah tanah.
Bila diperhatikan, lokasi huni suku bani Yehuda tidak sama untuk setiap kaumnya. Ada yang berbatasan dengan padang gurun Zin; ujung Laut Asin; pendakian Akrabim; Kiryat-Yearim; berdekatan dengan lembah; dan ada pula yang berbatasan dengan daerah perbukitan. Setelah mengetahui batas masing-masing, setiap kaum harus menggali potensi wilayahnya. Mereka akhirnya terdorong untuk mengenali potensi diri. Inilah pentingnya tahu batasan.
Sahabat, mengapa batasan dianggap penting? Tanda kemajuan peradaban adalah mengetahui sekaligus mengerti batasan. Alhasil, kita menjadi paham pada hal yang tak semestinya dilanggar. Alhasil, keadilan dan perikemanusiaan dapat tegak terwujud. Salah satunya adalah dalam menentukan batas-batas wilayah. Ini untuk menunjang kelangsungan hidup menjadi bangsa manusia.
Selanjutnya, memiliki batasan juga membantu kita membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain, karena hubungan yang sehat didasari dengan adanya saling menghormati. Hubungan yang sehat itu ialah tentang bagaimana diri kita, bukan tentang apa yang telah kita lakukan ke orang tersebut. Berbicara mengenai hubungan yang sehat, dalam kehidupan sehari-hari tak sedikit orang yang senang menjalin hubungan dengan orang lain bukan karena bagaimana orang tersebut, bukan karena kepribadian dan perilakunya, atau bahkan bukan karena nilai yang dia pegang, tetapi hanya karena orang tersebut dirasa baik kepada kita.
Sahabat, kata baik disini memiliki arti bahwa orang tersebut bisa dengan mudah melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu kepada kita, contohnya dengan mudah memberikan waktu ataupun energinya untuk kita. Cara pandang seperti inilah yang sulit membuat kita memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain. Jika kita bisa menerapkan batasan, maka akan mudah bagi kita mengetahui siapa saja yang menghargai kita dengan tulus dan nantinya akan membawa kita untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat pula. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang batasan?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kenali batas kemampuanmu, tapi cobalah untuk dapat melampauinya setiap hari. (pg)