God Will Always Fulfill His Promise

God Will Always Fulfill His Promise

BAGIAN PENUTUP KITAB YEREMIA. Sahabat, syukur kepada Tuhan kalau hari ini kita dapat sampai di bagian akhir dari kitab Yeremia. Kitab Yeremia ditutup dengan kisah Raja Yoyakhin yang dikasihani oleh Ewil-Merodakh, Raja Babel. Raja Babel memperlakukannya dengan sangat baik dan istimewa, yaitu makan bersama-sama dengan Raja Babel dan dipelihara kehidupannya oleh Raja Babel. Kita percaya bahwa apa yang dilakukan oleh Ewil-Merodakh, Raja Babel, adalah kehendak Tuhan, karena campur tangan Tuhan. 

Bagi orang Israel, akhir cerita ini begitu penting. Raja keturunan Daud tetap ada, sekalipun dia tidak pernah kembali lagi ke Yerusalem. Hal yang amat penting di sini adalah bahwa penyertaan Allah atas Kerajaan Daud masih terus berlangsung. Hal ini menjadi sumber pengharapan bagi umat Allah untuk memandang ke depan. 

Bagi kita saat ini, Kristus, anak Daud (Matius 1) merupakan sumber pengharapan bagi manusia berdosa. Hal lain yang merupakan penutup kitab Yeremia berkaitan dengan nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yeremia. Kisah Nubuat yang disampaikan oleh Yeremia tentang penghukuman Tuhan kepada umat-Nya telah benar-benar terjadi. Oleh karena itu, mulai saat itu, nubuatan Yeremia tentang berkat masa depan menuju kepada penggenapan.Keadaan yang sulit sama sekali bukanlah tanda bahwa Allah tidak hadir dan memelihara.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari bagian akhir dari kitab Yeremia dengan topik: “God Will Always Fulfil His Promise (Tuhan akan Selalu Menggenapi Janji-Nya)”. Sahabat,  bacaan kita pada hari ini sepertinya mengulang kembali kisah kehancuran Yerusalem dan keruntuhan Yehuda di tangan Babel yang ada di pasal 39. Namun, penuturan di perikop ini lebih lengkap. Gaya penulisan catatan sejarah ini memakai gaya penulisan kitab Raja-raja (Ayat 1-3; lihat 2 Raja-Raja 24:18-20). 

Rupanya pasal 52 sengaja dituliskan untuk menutup rangkaian nubuat Yeremia yang pada akhirnya terbukti digenapi (Ayat 1-30). Termasuk di dalamnya, bahwa belas kasih Allah tidak pernah benar-benar meninggalkan Yehuda (Ayat 31-34).

Kehancuran Yerusalem terjadi sebagai bagian dari penghukuman Tuhan atas umat-Nya yang durhaka. Secara khusus ditegaskan bahwa kepemimpinan yang buruk dari seorang raja mengakibatkan segenap rakyat berdosa. Pada bagian ini ditegaskan bahwa ulah Zedekia bukan hanya mengakibatkan penduduk Yerusalem harus menderita, keluarganya pun ikut menderita. Tentu saja, Zedekia yang paling menderita (Ayat 10-11).

Sahabat, penghukuman dahsyat ini termasuk meruntuhkan tembok Yerusalem yang menjadi kebanggaan Yehuda sebagai benteng yang tangguh, dan penghancuran bait Allah yang selama ini disalahgunakan sebagai jaminan bahwa Tuhan akan terus melindungi umat-Nya, walaupun mereka berdosa kepada-Nya (lihat Yeremia 7:1-15). Dengan hancurnya simbol-simbol keagamaan Yehuda, diharapkan hancur pula teologi yang keliru tersebut, sehingga tidak ada cara lain selain berserah penuh pada kedaulatan Allah serta tunduk kepada firman-Nya.

Nubuat Yeremia pada mulanya disampaikan agar umat sebelum dihukum mendapat kesempatan bertobat. Sayang sekali, kesempatan itu tidak digunakan dengan baik malah umat dipimpin rajanya memilih tetap tinggal dalam dosa dengan rasa aman yang palsu. Murka Tuhan akhirnya dijatuhkan. Mereka harus kehilangan kemerdekaan.

Sahabat, sesungguhnya keadaan sulit hanya membuat kita sulit mengerti bagaimana Allah dapat hadir, memelihara, dan MENGGENAPI  janji-Nya. Ketika orang percaya berada dalam keadaan yang sulit, yang perlu dilakukan adalah TETAP BERSANDAR  kepada Tuhan, jangan menjauhi Tuhan karena Allah sedang bekerja dengan cara-Nya sendiri. Kristuslah KEGENAPAN dari masa depan yang direncanakan Allah. Di dalam Kristus ADA PENGHARAPAN. Di dalam Kristus kita mendapatkan kekuatan dan segala sesuatu dapat kita tanggung. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdfasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Coba sebutkan hal-hal yang telah Tuhan tunjukkan kepadamu selama Sahabat membaca dan mempelajari Kitab Yeremia! Bersyukurlah kepada Tuhan untuk firman-Nya yang telah kita pelajari!

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Janji Tuhan pasti digenapi dalam kehidupan kita sekalipun kondisinya sulit untuk percaya. (pg).

Renungan Lainnya