+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Life in Faithfulness

Life in Faithfulness

SETIA. Di Zaman Now, salah satu karakter yang tidak mudah ditemukan dalam diri seseorang adalah setia. Karakter setia ini sangat penting di dalam hidup kita, khususnya dalam membangun relasi dengan sesama dan Tuhan.

Di zaman yang sangat mengedepankan hedonism, jarang sekali orang mau setia ketika apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan.  Orang mau setia apabila ada upah!  Inilah kenyataan yang mesti kita hadapi saat ini. 

Sesungguhnya kesetiaan merupakan salah satu karakter penting yang harus dimiliki semua orang, sebab dalam hubungan dengan sesama, rumah tangga, bisnis, pekerjaan, terlebih-lebih dalam hubungan dengan Tuhan dan pelayanan, kesetiaan sangatlah diperlukan.  Semua orang percaya tahu bahwa kesetiaan merupakan bagian dari buah Roh  (Galatia 5:22-23).

Sahabat, memang tak mudah menjadi orang yang setia!  Ketika berada dalam situasi baik, enak dan nyaman, merupakan hal yang gampang.  Namun bagaimana ketika  perahu  kehidupan kita sedang dihantam oleh ombak, gelombang dan badai dahsyat?  Masihkah kita berlaku setia di hadapan Tuhan?  Terkadang orang menyatakan komitmen untuk setia mengiring Kristus dan melayani Dia dengan sungguh-sungguh, namun dalam praktiknya kadang kita diperhadapkan dengan gunung permasalahan yang menghadang laju kita untuk tetap setia dengan komitmen yang telah kita ikrarkan.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: Life in Faithfulness (Hidup dalam Kesetiaan). Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 35:1-19. Sahabat, kisah kaum Rekhab ini secara kronologis sesungguhnya tidak menyambung dengan kisah ketidaksetiaan Zedekia di perikop sebelumnya. Kisah Rekhab terjadi sebelum masa pemerintahan Zedekia, yaitu pada masa Yoyakim (ayat 1). Akan tetapi, oleh Yeremia sengaja ditaruh berdampingan sebagai alat pembanding, sekaligus pembuktian betapa raja ZEDEKIA adalah seorang yang TIDAK SETIA.

Kaum Rekhab tidak termasuk suku-suku Israel. 1 Tawarikh 2:55 menjelaskan bahwa kaum Rekhab itu keturunan dari suku Keni, yaitu suku dari mertua Musa. Yonadab bin Rekhab rupanya pernah menjadi penyokong raja Yehu yang dipakai Tuhan untuk menghukum Ahab dan keturunannya dari dinasti kerajaan Israel Utara (2 Raja-Raja 10:15-31).

Kaum ini bukan bangsawan dan tidak berstatus sosial tinggi. Mereka rupanya suku yang semi nomaden, berpindah-pindah tempat sesuai kebutuhan hidup mereka dalam beternak. Di bawah kepemimpinan Yonadab, kaum Rekhab pernah berkomitmen untuk tidak minum anggur. Komitmen ini kemudian DIJALANKAN DENGAN SETIA oleh mereka, TURUN TEMURUN.

Betapa kontras kaum Rekhab dalam kesetiaan mereka memegang teguh komitmen mereka kepada nenek moyang mereka, dibandingkan dengan kesetiaan tipis Zedekia, dan juga pemimpin-pemimpin umat dalam menaati Taurat Tuhan. Itulah sebabnya, setelah vonis dijatuhkan kepada Zedekia, para pemimpin, maupun penduduk Yerusalem, berkat justru dicurahkan kepada kaum Rekhab. Tuhan memberi kepercayaan kepada mereka untuk TERUS MENERUS dan TURUN TEMURUN MELAYANI TUHAN.

Sahabat, apakah kita termasuk umat Tuhan yang setia kepada firman-Nya, setia hanya mengikut dan menyembah Tuhan? Bisakah kita dibandingkan dengan kaum Rekhab atau justru kelakuan kita lebih mirip dengan Zedekia? Kiranya Tuhan menolong kita semua menjadi umat yang setia walaupun tantangan untuk itu besar, berat dan dasyat. Tuhan akan menyertai kita, dan Dia pasti memberkati kita. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
1.Pesan apa yang Sahabat peroleh dari bacaan kita pada hari ini?
2.Apa yang Sahabat pahami tentang setia?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Ketika kita memilih untuk tetap setia kepada Tuhan, ada faedah yang kita terima, yaitu penyertaan Tuhan sepanjang masa sampai kepada keturunan kita. (pg).
 

Leave a Reply