+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

The Samples of Unfaithfulness

The Samples of Unfaithfulness

JANGAN INGKAR JANJI. Jangan main-main dengan janji. Janji harus ditepati, bila tidak maka orang yang bersangkutan akan dicap sebagai pembohong. Orang yang mengingkari janjinya, tidak akan dipercaya lagi dan citra terhadap orang tersebut menjadi buruk, tidak hanya di hadapan manusia tetapi terlebih lagi di hadapan Allah. Pengalaman kita bercerita bahwa pengingkaran terhadap janji justru sering terjadi pada mereka yang memiliki kekuasaan.

Mereka sering menganggap remeh suatu janji, apalagi janji dengan orang-orang yang tidak memiliki kekuasaan. Hal ini terjadi pada raja Zedekia, pemuka dan bangsa Israel. Mereka telah berjanji untuk melepaskan semua budak-budak yang mereka miliki seperti pesan yang Tuhan sampaikan kepada Yeremia. Tetapi kemudian mereka membatalkan janji yang telah mereka ikrarkan, mereka tidak mau melepaskan semua budak yang mereka miliki.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “The Samples of Unfaithfulness (Contoh Ketidaksetiaan)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 34:1-22 dengan penekanan pada ayat 10-11. Sahabat, Tuhan berfirman kepada orang Israel melalui nabi Yeremia, untuk mengikat janji kepada segenap rakyat yang ada di Yerusalem untuk memaklumkan pembebasan, supaya setiap orang mau melepaskan budaknya bangsa Ibrani, baik laki-laki maupun perempuan sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada seorangpun lagi yang memperbudak seorang Yehuda, saudaranya.

Semula respons mereka luar biasa! Orang Israel, pemuka, ikut menyetujui akan janji itu di hadapan Tuhan (ayat 10). Sayangnya, mereka tidak setia pada janjinya (ayat 11). Itu contoh ketidaksetiaan. Hal itu menunjukkan bahwa pembebasan yang mereka lakukan semata-mata karena mereka panik akan hukuman Tuhan yang sedang menimpa mereka, bukan karena mereka menyadari dan menyesali kesalahan mereka. Tuhan tidak tinggal diam, Ia memberikan pelajaran bagi mereka yang tidak setia pada janjinya, “Dan Aku akan menyerahkan orang-orang, yang melanggar perjanjian-Ku dan yang tidak menepati isi perjanjian yang mereka ikat di hadapan-Ku, … pemuka-pemuka Yerusalem, pegawai istana, imam-imam dan segenap rakyat negeri …  akan Kuserahkan ke dalam tangan musuh dan ke dalam tangan orang-orang yang berusaha mencabut nyawa mereka, … mereka menjadi makanan burung-burung di udara dan binatang-binatang di bumi.” (ayat 18-20)

Sahabat, keputusan itulah yang membuat firman Tuhan datang kepada Zedekia dengan tuduhan tentang ketidaksetiaannya kepada Tuhan. Pertama, ia menolak melaksanakan hukum Taurat yang merupakan undang-undang dari Tuhan untuk mengatur kehidupan bangsa Israel. Zedekia hanya mementingkan diri sendiri dan kelompok bangsawannya. Jelas sikap ini bukan sikap seorang raja-gembala bagi umat Tuhan. Kedua, ketidaksetiaan Zedekia merupakan pengkhianatan pada perjanjian Sinai, yang telah diikat Tuhan dengan umat-Nya. Perjanjian yang diteguhkan dengan suatu sumpah yang berat, seperti yang dijelaskan pada ayat 18-19 (bdk. Kejadian 15:9-11, 17-21). Ketika pihak-pihak yang berjanji, berjalan melewati potongan-potongan kurban yang dibakar oleh api, mereka sedang bersumpah bahwa yang berani melanggar janji tersebut, akan terbakar hangus seperti kurban yang dibakar tersebut.

Setiap kita tentunya pernah mengambil sebuah komitmen di hadapan Tuhan, mungkin itu komitmen untuk hidup setia, komitmen untuk melayani, komitmen untuk mendukung pekerjaan Tuhan melalui apa yang kita miliki yang sering kita sebut janji iman. Ingat Sahabat , bahwa Tuhan tidak bisa dipermainkan. Mari kita ingat-ingat semua janji yang pernah kita katakan di hadapan Tuhan, mungkin ketika kita dibaptis, peneguhan sidi, pernikahan, peneguhan jabatan pelayanan dalam gereja atau yang lainnya, apakah kita masih setia kepada janji kita itu atau barangkali kita telah lupa. Ingat, Tuhan telah mendengar janji kita dan jangan sampai Dia menagihnya dengan sedikit “sentilan” atau cambuk atas diri kita. Demikian juga dengan janji kita kepada sesama, mungkin kepada orang tua kita, anak kita atau siapapun, kita harus setia pada janji itu. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang Sahabat pahami tentang janji?
  2. Apa akibatnya dengan ketidaksetiaan pada janji kita?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan permainkan Tuhan!  Cepat atau lambat ada akibat yang harus  kita tanggung! (pg).

Leave a Reply