GOD, The Master of Eternity
KEABADIAN. Janganlah bersandar pada kekuatan atau kemampuan manusia yang fana, tetapi bersandarlah pada Tuhan yang kekal, yang kuat dan perkasa.
Wikipedia bahasa Indonesia memberi informasi bahwa keabadian atau kekekalan secara harfiah ialah sebuah satuan waktu yang tidak ada batasnya, atau waktu yang tidak berhingga, seperti yang diungkapkan dalam ungkapan perdamaian yang abadi, atau istirahat yang abadi.
Dalam pengertian falsafi dan agama yang dimaksudkan adalah sebuah realita transendental yang tidak sama dengan realita yang biasa. Bila kata keabadian diterapkan kepada sifat Ilahi, maka tidaklah cukup hanya pengertiannya sebagai perpanjangan waktu sehingga berlangsung tanpa akhir. Keabadian Ilahi adalah suatu keberadaan yang tanpa awal dan tanpa akhir, serta tak mengandung perubahan maupun urutan dalam waktu. Keabadian Ilahi berada di luar dimensi waktu. Pengertian Keabadian Ilahi ini sukar dipahami oleh manusia sepenuhnya, karena manusia sendiri berada dalam dimensi waktu, dan apa yang ditangkap oleh manusia mengenai keabadian hanyalah secara analog.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “GOD, The Master of Eternity (TUHAN Sang Pemilik Keabadian)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 7:1-28. Sahabat, meninggalnya Raja Nebukadnezar memiliki arti penting bagi bangsa Israel, sebab nubuat tentang kerajaan abadi yang akan didirikan oleh Allah secara bertahap akan tergenapi (bdk. Daniel 2:44).
Karena itu, pada paruh kedua Kitab Daniel, tulisannya bersifat apokalips (wahyu). Isinya adalah tentang berbagai penglihatan yang diterima Daniel. Dalam tulisannya, kita menjumpai gambaran tentang keberpihakan Allah terhadap umat-Nya dalam berbagai macam simbol. Pelbagai simbol dalam Kitab Daniel menyamarkan berbagai tokoh dan kejadian sesuai dengan konteks waktu itu.
Setelah Nebukadnezar wafat, Belsyazar dilantik sebagai raja. Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, Daniel bermimpi dan mendapat berbagai penglihatan. Ia melihat laut besar yang diguncangkan oleh keempat angin (ayat 2). Gambaran itu memperlihatkan bahwa dunia akan mengalami kekacauan.
Lalu, tampaklah empat binatang besar yang naik dari dalam laut dalam rupa yang berbeda-beda (ayat 3-7). Bentuk binatang tersebut sangat menyeramkan dan menakutkan. Perilaku mereka ganas dan kejam. Keempat binatang besar itu melambangkan empat kerajaan yang akan muncul silih berganti menguasai dunia. Binatang pertama menggambarkan kerajaan Babel (bdk. Daniel 2:36-38); yang kedua menunjuk kepada kerajaan Media; yang ketiga menerangkan kerajaan Persia; dan yang keempat melukiskan kerajaan Yunani.
Selanjutnya Daniel juga melihat bahwa takhta tersebut diletakkan dan diduduki oleh Yang Lanjut Usianya dengan pakaiannya putih seperti salju. Semua takhta itu menjadi milik Allah (ayat 9-10). Semua kerajaan yang tadinya berebut dan saling membunuh akan dihukum oleh Allah (ayat 11-12). Dalam penglihatan itu, tampak pula seorang anak manusia datang dengan awan-awan dari langit. Allah menganugerahkan kerajaan dan kekuasaan abadi kepada Anak itu (ayat 13-24).
Sahabat, dunia selalu mengalami perubahan dan menuju kehancuran. Hanya Allah yang abadi dan tidak berubah. Mereka yang percaya kepada Kristus tidak akan mengalami kebinasaan kekal, melainkan kehidupan abadi.
Tuhan adalah pemegang sejarah kehidupan. Sehebat apa pun kekuasaan yang dibangun oleh manusia, tidak akan pernah abadi dibanding kekuasaan Tuhan. Orang-orang yang memanfaatkan kekuasaan dengan segala keangkuhan dan kesombongan pun pada akhirnya akan berlalu dan sia-sia. Sungguh, di bawah kolong langit ini tiada yang abadi selain Tuhan dan kasih setia-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu pada hari ini?
- Dari 28 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sejarah akan mencatat bahwa hanya pemerintahan Allah saja yang kekal dan tidak bisa digantikan oleh kuasa dari dunia. (pg).