LEARN from HISTORY

LEARN from HISTORY

SEJARAH. Dari Kompas.com saya mendapatkan informasi bahwa sejarah merupakan peristiwa atau kejadian pada masa lalu yang dipelajari dan diselidiki untuk menjadi acuan serta pedoman kehidupan masa mendatang. Menurut etimologi atau asal katanya, sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni syajarotun, yang artinya pohon. Dengan demikian, berdasarkan asal katanya, sejarah dapat diartikan sebagai akar, keturunan, asal-usul, riwayat, dan silsilah.

Sementara itu, dalam bahasa Inggris, sejarah disebut dengan kata history. Adapun kata history berasal dari bahasa Yunani, yakni istoria, yang artinya ilmu. Dengan demikian pengertian sejarah secara umum adalah segala bentuk pengetahuan hasil penyelidikan dari masa lalu yang akan menjadi acuan atau pedoman untuk masa sekarang serta proses untuk kemajuan di masa depan. Sesungguhnya SEJARAH  bukan sekadar berisi CATATAN PERISTIWA, tetapi PENGALAMAN BERHARGA yang dapat kita jadikan sebagai PELAJARAN HIDUP.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik; “LEARN from HISTORY (BELAJAR dari SEJARAH)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Daniel 5:1-30 dengan penekanan pada ayat 20. Sahabat, Raja Belsyazar rupanya juga TIDAK BELAJAR  dari SEJARAH. Ia lupa bahwa ayahnya pernah dihukum Tuhan hingga hidup seperti hewan. Sang ayah, Nebukadnezar, berlaku sombong di hadapan Allah yang Mahakuasa. Belsyazar mengulanginya dengan melakukan kesalahan yang sama. Kekuasaan membuatnya tidak takut pada siapa pun, bahkan pada Allah Israel yang ia kenal melalui riwayat hidup ayahnya. Ia berani melecehkan hadirat-Nya. Tuhan menghukumnya, kerajaannya terpecah menjadi dua, dan maut menjemputnya.

Dalam bacaan kita pada hri ini, sebelum Daniel menjelaskan makna dari penglihatan Belsyazar, ia terlebih dahulu menceritakan kisah kelam Raja Nebukadnezar. Menurut Daniel, Allah yang Mahatinggi telah memberikan kekuasaan kepada Nebukadnezar (ayat 18-19). Namun ia menjadi tinggi hati karena ia merasa kekuasaan mutlak ada di tangannya. Kesombongannya telah membawa Nebukadnezar jatuh ke tempat yang paling rendah dan hina seperti binatang (ayat 20-21).

Rupanya Belsyazar mengikuti jejak kesombongan ayahnya. Sifat buruknya telah mendorong Belsyazar bertindak kurang ajar terhadap segala perkakas Bait Suci yang dipakai sebagai cawan anggur untuk pesta pora. Tindakannya itu telah menodai kesucian Allah yang Mahatinggi (ayat 23). Setelah itu, Daniel membaca dan mengartikan tulisan tersebut sebagai berikut: Mene, Mene, tekel ufarsin, yang artinya masa pemerintahan Raja Belsyazar dihitung dan diakhiri oleh Allah serta kerajaannya akan dipecah dan diberikan kepada bangsa Media dan Persia (ayat 25-27).

Sahabat, penghukuman Allah memperlihatkan ketidaklayakan Belsyazar sebagai pemimpin. Lalu raja menganugerahkan hadiah dan mengangkat Daniel sebagai orang ketiga yang memiliki kekuasaan besar di seluruh wilayah Babel (ayat 29). Semua yang dikatakan Daniel menjadi kenyataan (ayat 30).

Sungguh mengerikan akibat yang harus diderita karena kesombongan. Kita pun perlu belajar dari riwayat hidup tokoh Alkitab, baik KETELADANAN maupun KESALAHAN  yang mereka lakukan. Untuk itu, semestinya kita bukan sekadar membaca Alkitab, tetapi juga menyimak keteladanan apa yang kita petik dari tiap tokoh dan peringatan apa pula yang perlu kita CAMKAN BAIK-BAIK. Kiranya kita tidak terjatuh ke dalam kesalahan yang sama. Biarlah hidup kita akan terus diasah sehingga semakin sepadan dengan kebenaran Allah. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 22-23?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Marilah kita senantiasa mawas diri dan berdoa agar Allah selalu mengingatkan status kita sebagai umat Allah yang harus menjadi terang dan garam Allah bagi dunia yang gelap. (pg)

Renungan Lainnya