+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Prophet Jeremiah Oppose the Prophet Hananiah

Prophet Jeremiah Oppose the Prophet Hananiah

PALSU. Tak perlu hidup dalam kepalsuan. Kita diundang untuk menghasilkan buah yang selaras dengan identitas kita sebagai Anak Allah. Saat ini, hampir semua barang sudah dipalsukan. Barang bermerek ada KW-nya. Baju, sepatu, tas, aksesoris, smartphone, lagu, film, sampai obat dan makanan, semua telah dipalsukan.

Untuk menunjukkan eksistensi diri, orang zaman sekarang melakoni gaya hidup hedonis. Budaya hidup kekinian seakan menjadi sesuatu yang wajib dipamerkan.
Hati-hatilah dengan segala bentuk kepalsuan. Mencari jati diri tidak perlu harus mendapat pengakuan dari pandangan orang lain terhadap kita. Berusaha mendefinisikan citra diri agar diakui orang lain membuat kita menjadi tidak jujur pada diri sendiri. Hiduplah dalam kejujuran, tak perlu menggadaikan kebenaran. Hidup dalam kepalsuan begitu menyiksa. Jadilah diri sendiri, dan biarlah kehidupan kita menghasilkan buah yang selaras dengan identitas kita sebagai anak Allah.


Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Prophet Jeremiah Oppose the Prophet Hananiah (Nabi Yeremia Lawan nabi Hananya)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 28:1-17 dengan penekanan pada ayat 15. Sahabat, hal yang paling menggembirakan bagi seseorang yang sedang menghadapi pergumulan hebat adalah mendengar jaminan akan terjadinya pemulihan.

Maka tidak heran, nabi palsu silih berganti ada untuk mengganggu kehidupan umat Tuhan dengan cara memalsukan firman Tuhan. Kalau kita tidak sungguh membaca dan merenungkan firman-Nya, dengan mudah nabi palsu memperdaya kita. Apalagi tampilan mereka pun memikat dan nubuatnya begitu meyakinkan. Seperti Hananya, yang bernubuat kepada Yeremia di rumah Tuhan, di depan mata imam-imam dan segenap rakyat. Ia menyatakan bahwa nubuatnya itu berasal dari Tuhan (ayat 2-4 dan 11).

Hananya menubuatkan berita gembira bagi umat Israel, bahwa dalam dua tahun mendatang perkakas rumah Tuhan yang diangkut ke Babel, juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda,  beserta semua orang buangan akan pulang (ayat 2-3). Hananya memastikan bahwa hal itu akan terjadi dari pihak Tuhan. Ia menegaskan bahwa Tuhan yang akan mematahkan kuk dari raja Babel (ayat 2 dan 4).

Nubuat Hananya bertujuan membatalkan nubuat Yeremia. Melalui Yeremia, Tuhan menantang para nabi palsu itu untuk bernubuat mengenai kepastian kepulangan perkakas rumah Tuhan yang diangkut ke Babel dan juga kepulangan Yoyakim, raja Yehuda beserta semua orang buangan (Yeremia 27:16-21).

Tantangan Tuhan dijawab oleh Hananya. Tidak hanya bernubuat, ia malah berani melakukan tindakan untuk menunjukkan kepastian nubuatnya. Gandar yang terpasang di tengkuk Yeremia diambil dan dipatahkannya (ayat 10). Setelah itu, ia bernubuat bahwa dalam dua tahun mendatang akan ada kebebasan dari raja Babel karena Tuhan telah mematahkan kuk Nebukadnezar (ayat 11)! Namun nubuat Hananya hanya sebatas retorika saja. Semuanya itu palsu belaka (ayat 13-17). Nyatanya, Hananya mati pada tahun itu juga dan nubuat palsunya tidak terbukti.

Sering kali kita menjadi “Hananya-Hananya” dengan menggunakan istilah “Kehendak Allah” atau “Demi Tuhan” bagi ambisi atau keinginan kita. Baiklah mulai sekarang ini kita berhenti melakukan itu. Berhentilah menggunakan nama Tuhan untuk menutupi ambisi kita. Jangan sampai Tuhan menghukum kita seperti Hananya. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2-4 dan 11?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan berbicara dengan banyak cara. (pg).

Leave a Reply