The Word of God is Like FIRE
KEGUNAAN API. Pada waktu saya masih duduk di bangku SD, ada tebakan yang berbunyi: Kalau kecil menjadi kawan, kalau besar menjadi lawan. Apa itu? Jawabnya: Api.
Sesungguhnya api berguna untuk menghangatkan, memberi cahaya, juga memasak. Api menolong manusia dari serangan binatang buas. Api membentuk besi menjadi pisau. Api mengeraskan tanah liat dan memurnikan emas. Api juga melelehkan lilin, membakar habis ranting kering. Api menjadi sahabat yang berguna bagi hidup manusia, namun dapat pula menjadi musuh yang merupakan sumber bahaya.
Tuhan mengibaratkan Firman-Nya laksana api. Dalam Perjanjian Lama, Hukum Taurat ibarat api yang menyala. Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengatakan bahwa Ia datang untuk melemparkan api ke bumi (Lukas 12:49). Api Tuhan ini akan menimbulkan dampak yang berbeda bagi masing-masing pribadi, sebagaimana api memberi dampak yang berbeda terhadap benda yang dibakarnya. Firman Tuhan dapat memurnikan kehidupan, namun dapat pula menghanguskan dosa. Semua tergantung diri kita sendiri.
Hari ini kita kembali belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “The Word of God is Like FIRE (Firman Tuhan laksana API)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 23:25-32 dengan penekanan pada ayat 29. Sahabat, Kepada Yeremia, Tuhan menegaskan bahwa firman Tuhan itu seperti api, “Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN …” (ayat 29)
Api merupakan suatu reaksi kimia yang berlangsung cepat terhadap suatu material yang terjadi selama proses pembakaran kimiawi dan mampu menghasilkan panas dan cahaya. Api memiliki sifat yang sangat dinamis, penuh dengan gerakan percepatan dan membawa terang, tetapi sekaligus juga bisa menghanguskan dan menghancurkan.
Api dapat terbentuk apabila terdapat 3 unsur penting yaitu panas, oksigen, dan bahan yang mudah terbakar. Kita mengakui bahwa api adalah salah satu faktor yang dapat mendukung kelangsungan hidup manusia sehari-hari: Sumber energi dan penerangan.
Lalu apa yang dimaksudkan firman Tuhan laksana api? Salah satu fungsi api adalah memberi terang. Pada zaman dahulu, ketika belum ada penerangan listrik seperti sekarang ini, orang menggunakan api (obor, pelita, lentera) sebagai alat penerangan.
Sahabat, dunia saat ini diliputi oleh kegelapan pekat, karena itu kita sangat membutuhkan terang untuk dapat melihat. Daud berkata, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105), dan “Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.” (Mazmur 119:30).
Adakalanya kita dihadapkan pada pergumulan hidup yang teramat berat, kita serasa tak berdaya menghadapinya , tak tahu harus berbuat apa, dan mau menyerah saja, namun ketika kita TINGGAL di dalam firman Tuhan, firman-Nya akan menerangi hati dan pikiran kita, sebab firman Tuhan adalah terang manusia, “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5).
Sahabat, fungsi lain api adalah memberi kehangatan. Ketika udara dingin mulai menyerang, biasanya orang akan menyalakan api membuat api unggun atau perapian dengan maksud untuk menghangatkan badan. Di negara-negara yang memiliki 4 musim, umumnya tiap-tiap rumah memiliki tempat pembakaran api (fireplace), supaya ketika musim dingin tiba mereka bisa menghangatkan tubuhnya di situ. Masalah, kesulitan, kesesakan, dan penderitaan seringkali membuat kita kehilangan semangat hidup, segala sesuatu menjadi dingin. Saat itulah kita butuh firman Tuhan!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 25-29?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Nabi palsu berkata-kata dari dirinya sendiri, bukan dari Tuhan. Namun mengatasnamakan Tuhan untuk menyenangkan pendengarnya. (pg).