SEEK GOD at all the TIMES
MENCARI TUHAN. Mengapa kita harus mencari Tuhan? Karena Dia adalah sumber pertolongan sejati. Sementara segala hal yang ada di dunia ini tak bisa memberikan jawaban dan jaminan yang pasti bagi kita. Karena itu jangan sekali-kali kita menggantungkan harapan pada kekayaan, jaringan, ketenaran, jabatan, pengalaman, kepandaian atau ketrampilan, semuanya adalah sia-sia. Gantungkan harapan sepenuhnya kepada Tuhan sebab Dia selalu punya jalan ajaib untuk menolong kita. Dia tidak pernah kehabisan cara melepaskan kita dari berbagai masalah.
Sahabat, setiap kesempatan yang ada mari kita gunakan untuk terus menerus mencari Tuhan. Mencari Tuhan adalah sebuah keputusan penting bagi orang percaya, terlebih saat kita berada dalam situasi-situasi yang sulit. Ketika jalan yang kita tempuh terbentur jalan buntu, sedangkan berbagai upaya telah kita lakukan dan kesemuanya berujung kepada kegagalan, tiada jalan lain selain kita harus datang kepada Tuhan dan mencari wajah-Nya. Mencari Tuhan berarti menyadari akan keterbatasan dan ketidakberdayaan kita, lalu dengan penuh kerendahan hati mencari-Nya. Mencari Tuhan juga berarti berharap dan mengandalkan Dia saja.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “SEEK GOD at all the TIMES (CARILAH TUHAN Setiap Waktu)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 21:1-10. Sahabat, tak perlu terkejut lagi bila manusia sering lupa diri saat terberkati atau dalam keadaan baik, tetapi begitu sedang dalam masalah, kesulitan, kesesakan atau mengalami jalan buntu, barulah ia ingat kepada Sang Pencipta dan berseru-seru memanggil nama-Nya.
Dalam bacaan kita pada hari ini, Raja Zedekia mengutus Pasyhur dan Imam Zefanya kepada Nabi Yeremia (ayat 1). Raja Zedekia mencoba mencari petunjuk Tuhan atas situasi krisis yang ia alami, yaitu dikepung Nebukadnezar, raja Babel (ayat 2). Kekalahan sudah di depan mata, dan ia mencari Tuhan untuk mengharapkan mukjizat. Namun, jawaban Tuhan melalui Nabi Yeremia justru sebaliknya. Bukan pertolongan yang akan ia terima, melainkan justru kehancuran (ayat 3-7). Tidak ada pilihan lain. Sudah terlalu terlambat untuk bertobat; bangsa Yehuda hanya perlu menyerah jika ingin bertahan hidup (ayat 8-9).
Dalam tradisi Perjanjian Lama, seorang nabi memiliki peran sebagai perantara dan penyambung lidah Allah kepada umat. Nabi Yeremia telah berulang kali menyampaikan pesan pertobatan, tetapi ia lebih sering diabaikan, baik oleh raja maupun umat. Bahkan tak jarang raja-raja zaman dahulu lebih memilih mengangkat dan mendengar nabi-nabi yang sesuai selera mereka (2 Raja-Raja 2:1-8).
Zedekia bahkan akhirnya memilih jalan kematian, yaitu dengan memberontak kepada Nebukadnezar (2 Raja-Raja 24:20-25:21). Dengan demikian, berakhirlah sejarah kerajaan Yehuda.
Sahabat, Allah tidak menghendaki kita berbuat seperti Raja Zedekia yang baru mencari Tuhan ketika sudah terdesak. Sering kali, tindakan tersebut sudah terlambat dan tidak memberikan jawaban seperti yang kita harapkan. Coba bayangkan saja, jika kita punya kerabat yang selama ini mengabaikan kita, lalu tiba-tiba dia datang dan meminta pertolongan kepada kita, apakah kita akan merasa nyaman? Relasi seperti itu, baik kepada sesama terlebih kepada Tuhan, bukanlah relasi yang sehat.
Lalu bagaimana caranya agar kita dapat menjalin relasi yang sehat dengan Tuhan dan sesama? Caranya dengan doa, saat teduh, perenungan firman Tuhan, perjumpaan dengan orang lain, atau menjalin relasi dalam keseharian. Temui dan cari Dia bukan hanya pada saat krisis demi mengharapkan mukjizat! CARILAH TUHAN SETIAP WAKTU. Turuti firman-Nya, dan janganlah kita mengandalkan pengertian diri sendiri! Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Saat pedih begitu terasa di dalam hati, Tuhan adalah pribadi yang tepat untuk segera kita cari. (pg).