Improve your Behavior and Deeds
PERTEMUAN-PERTEMUAN IBADAH. Sesungguhnya IBADAH merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan orang percaya yang tak boleh disepekan. Sering terjadi, cukup banyak orang percaya justru menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena mereka menganggap bahwa berdoa dan membaca Alkitab di rumah, serta berperilaku benar di mata masyarakat sudah cukup, dan tak perlu capai-capai pergi ke gereja untuk beribadah.
Bila orang mau bersungguh-sungguh dalam beribadah niscaya hidupnya pasti akan berubah, sebab firman Tuhan yang didengar berkuasa untuk menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Saat beribadah kita berkesempatan untuk bersekutu dengan saudara-saudara seiman: Saling menasihati, menguatkan, dan memerhatikan. Kita mengalami proses penajaman karakter.
Selain itu dalam ibadah kita memuji dan menyembah Tuhan! Saat itulah Tuhan hadir dengan segala manifestasinya. Di mana Tuhan hadir, di situ kuasa-Nya bekerja untuk melepaskan kita dari segala belenggu dosa, sehingga kita mengalami hidup yang berkemenangan.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Improve your Behavior and Deeds (Perbaikilah Tingkah Laku dan Perbuatanmu)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 7:1-15 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, tingkah laku dan perbuatan lahir dari pikiran. Apa yang selalu kita pikirkan biasanya akan keluar menjadi sebuah laku dan tindakan. Jika kita berpikir baik maka akan keluar tindakan kebaikan, sebaliknya jika kita selalu berpikir yang jahat maka tindakan kita pun akan jahat. Merubah tingkah laku dan perbuatan berarti kita harus merubah cara berpikir kita. Itulah yang kita temukan dalam pergumulan Yeremia.
Umat hendaknya tidak berasumsi bahwa keberadaan bait Allah menjamin keselamatan mereka meski mereka berbuat dosa (ayat 4, 8, 10). Dosa apa sajakah yang mereka lakukan? Dosa berkaitan relasi dengan sesama dan Tuhan. Dalam relasi dengan sesama, umat telah berlaku tidak adil: Menindas orang asing, yatim, dan janda. Mereka juga menghukum orang yang tidak bersalah (ayat 6). Selain itu mereka mencuri, membunuh, berzina, dan memberi kesaksian dusta (ayat 9).
Dalam relasi dengan Tuhan, mereka telah menyimpang dengan menyembah allah-allah lain, mempersembahkan kurban kepada Baal, dan menyembah dewa-dewa asing (ayat 9).
Sahabat, parahnya, meski melakukan dosa-dosa tersebut, umat merasa aman-aman saja bila telah masuk ke bait Allah dan melakukan ritual ibadah. Mereka beranggapan bahwa dengan melakukan semua itu, Allah akan mengampuni mereka. Setelah itu, mereka bisa melakukan dosa lagi. Datang ke bait Allah menjadi tindakan yang seolah dapat memutihkan dosa dengan begitu saja. Siapapun yang mengajarkan, ini benar-benar dusta (ayat 4, 8)! Dusta ini mendapat ancaman hukuman sangat berat dari Tuhan.
Namun sang nabi juga menyuarakan janji Tuhan: Jika umat bertobat, Ia akan membiarkan mereka tinggal di tanah itu (ayat 3, 7). Bertobat artinya merubah cara hidup dan perbuatan mereka, yang berkaitan dengan relasi mereka terhadap Tuhan dan sesama.
Sesungguhnya Tuhan itu Mahabaik. Ia tidak menjatuhkan hukuman dengan begitu saja. Ada peringatan dahulu dan janji pemulihan bila umat mau bertobat. Maka setiap kali mendengar peringatan Tuhan, jangan abaikan. Bertobatlah! Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “… ibadah itu berguna dalam segala hal dan mengandung janji, baik untuk hidup saat ini maupun untuk hidup yang akan datang.” (1 Timotius 4:8). (pg)