+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Don’t be AFRAID! JESUS was Born

Don’t be AFRAID! JESUS was Born

KETAKUTAN. Dunia yang gelap dan penuh penderitaan ini selalu menawarkan ketakutan. Ia membius kita dengan rasa takut, khawatir dan cemas..Setiap orang dapat mengalami takut, khawatir,  dan cemas; tiga kata negatif yang terkait erat dan saling digunakan sebagai sinonim.  Untuk lebih memahami ketiga kata tersebut, kita dapat membedakan ketiga kata bereratan tersebut sebagai berikut:

TAKUT merupakan respon emosi terhadap suatu ancaman yang benar-benar ada, misalnya penyakit berat yang sedang diderita. Dengan berpikir ancaman tersebut menimbulkan perasaan negatif takut.  Sesungguhnya takut akan mencuri waktu kita sekarang karena ketika kita merasa takut bisa menyebabkan kita kehilangan kekuatan untuk menikmati dan melakukan hal-hal yang perlu kita lakukan sekarang.

KHAWATIR berbicara tentang segi kognitif atau berpikir tentang masalah atau ketakutan yang menyebabkan rasa takut tersebut. Khawatir adalah berpikir tentang hal-hal di depan yang menciptakan perasaan cemas. Khawatir merupakan proses berpikir. Berpikir hal-hal yang membangunkan ketakutan dan  akan mencuri sukacita kita.

CEMAS merupakan antisipasi terhadap ancaman-ancaman ke depan ditandai dengan kegelisahan mendalam. Misalnya cemas kapan Covid-19 akan selesai, akan kehilangan pekerjaan, akan mengalami gangguan kesehatan, dan sebagainya. Ketika kita cemas, dia akan mencuri damai kita.

Selamat natal Sahabat, pada hari ini kita akan belajar dari Injil Lukas dengan topik: “Don’t be AFRAID! JESUS was Born (Jangan TAKUT! YESUS telah Lahir)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Lukas 2:8-20 dengan penekanan pada ayat 10-11. Sahabat, Dalam catatan Lukas tentang kisah Natal, seorang malaikat memberitakan kelahiran Yesus Kristus kepada sekelompok gembala dengan berkata, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (ayat 10-11).

Kesukaan itu bukan hanya untuk segelintir orang, melainkan untuk segenap umat

manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” (Yohanes  3:16).

Tuhan telah mendamaikan diri-Nya sendiri dengan tanpa memperhitungkan kesalahan manusia lagi (2 Korintus 5:19). Caranya melalui kelahiran Kristus ke dunia. Lewat kedatangan-Nya, manusia kembali terhubung dengan Sang Sumber Hidup. Dengan begitu, manusia bisa menemukan kembali kebahagiaannya. Kini keberanian telah mengganti segala ketakutan dan kekhawatiran. Kita menjadi bisa menghampiri takhta kemurahan Allah melalui Yesus Kristus. Itulah sebabnya seruan malaikat menjadi berita Natal untuk kita. “Jangan takut, karena hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat yaitu Kristus Tuhan di kota Daud” (ayat 10-11).

Kini dalam Kristus hanya ada cinta kasih. Alkitab mencatat: “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut ia tidak sempurna di dalam kasih” (1 Yohanes. 4:18). Jadi, sesungguhnya kita jangan takut dan khawatir lagi tentang apa pun di dunia ini. Tuhan pasti selalu akan mencukupi kebutuhan kita (Matius 6:33); Kita juga tak perlu takut lagi akan kegagalan karena kita lebih daripada orang-orang yang menang (Roma. 8:37). Bahkan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Felipi 4:13). “Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes. 3:16). Haleluya!  Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat mengerti dari Injil Yohanes 3:16.

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kelahiran Yesus Kristus membawa sukacita sejati bagi setiap orang yang  percaya kepada-Nya, karena di dalam Dia ada keselamatan! (pg).

Leave a Reply