DIABAIKAN DAN DILUKAI ORANG TERDEKAT. Ada ungkapan yang berbunyi: “Orang yang kita cintai memiliki potensi terbesar untuk menyakiti hati kita”. Nah … ini dia, bagaimana perasaan Sahabat jika diabaikan oleh orang-orang terdekat? Diabaikan oleh suami/istri, diabaikan oleh orangtua, diabaikan oleh anak-anak, diabaikan oleh pimpinan di kantor, atau diabaikan oleh rekan sepelayanan? Mungkin kita akan berkata, “Sakitnya itu di sini!” (sambil menunjuk ke dada). Diabaikan adalah satu kata yang sangat tidak diharapkan oleh siapa pun, karena diabaikan itu sama artinya keberadaan seseorang tidak dipedulikan dan tidak diharapkan lagi. Dianggap tidak ada, walaupun kenyataannya masih ada. Oh … Betapa sakitnya.
Sahabat, mungkin tanpa sadar dan bahkan mungkin dengan sengaja kadang kita pun bersikap demikian terhadap Tuhan. Kita mengabaikan dan bersikap masa bodoh terhadap perkara-perkara rohani, firman-Nya hanya kita dengar sambil lalu, masuk telinga kanan ke luar dari telinga kiri, teguran-Nya tidak kita pedulikan, kehadiran-Nya sama sekali tidak kita anggap. Maka Tuhan kadang berbisik: “Mengapa engkau mengabaikan Aku?” Why do you ignore Me?
Pada hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “Why do you IGNORE ME?” Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 65:1- 25 dengan penekanan pada ayat 12. Sahabat, tidak diindahkan oleh orang yang dikasihi dan dipilih-Nya. Demikianlah curahan isi hati Tuhan tentang bangsa Israel kepada nabi Yesaya.
Tuhan laksana kekasih yang terluka; cintanya tidak disambut bangsa Israel. Saat Dia memanggil, Israel tidak menjawab; ketika Dia berbicara, Israel tidak mendengar (ayat 12-b). Tuhan begitu mengasihi bangsa Israel, tetapi mereka mengabaikan Tuhan dan mengkhianati-Nya dengan melakukan apa yang jahat dan menyakiti hati-Nya (ayat 1-5).
Itu sebabnya Tuhan akan menghukum mereka. Namun demikian, kasih Tuhan membuat-Nya tidak memusnahkan mereka seluruhnya (ayat 8-9). Tuhan bahkan menjanjikan pemulihan total; tidak akan ada lagi yang berbuat jahat dan berlaku busuk (ayat 17-25). Betapa besar cinta Tuhan!
Sesungguhnya bangsa Israel adalah umat yang sangat dikasihi Tuhan, umat perjanjian-Nya yang telah dituntun keluar dari Mesir, dipelihara begitu rupa selama 40 tahun di padang gurun (Mazmur 77:21 dan Ulangan 32:10b).
Alkitab menggambarkan kedekatan hubungan antara Tuhan dan umat Israel seperti suami dan istri. Namun seiring berjalannya waktu bangsa Israel digambarkan seperti seorang istri yang tidak lagi setia kepada pasangannya, “… Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih…,” (Yeremia 3:1); Bangsa Israel “… seperti seorang isteri tidak setia terhadap temannya, demikianlah kamu tidak setia terhadap Aku, hai kaum Israel, demikianlah firman TUHAN.” (Yeremia 3:20). Tak bisa dibayangkan betapa sakitnya hati Tuhan! Maka Dia kembali bertanya, “Mengapa engkau mengabaikan Aku?”
Sahabat, sebagai umat Tuhan hari ini, bagaimana sikap kita dalam menanggapi Tuhan? Seberapa besar kita mengasihi Pribadi yang demikian mengasihi kita? Adakah kita menanggapi pada saat Dia memanggil dan berbicara kepada kita? Ataukah kita lebih sering seperti bangsa Israel yang memilih untuk bertindak sesuka hati ketimbang menyenangkan Tuhan? Setiap dosa yang kita lakukan adalah wujud pemberontakan kita kepada Tuhan dan itu membuat hati-Nya terluka. Ambillah pilihan terbaik: Memuliakan dan menyenangkan hati-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 17?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sesungguhnya kita tak layak, namun begitu dikasihi Tuhan. Mari tinggalkan dosa dan hidup menyambut kasih-Nya. (pg).