Dibentuk Menjadi Manusia yang Utuh dan Seimbang
Nama lengkap saya Kezia Jelang Surya Yuanita. Nama panggilan di Panti Asuhan Christopherus (PA Chp) dan di rumah Nita, kalau di sekolah dan di kantor, saya dipanggil Kezia.
Saya anak tunggal. Dititipkan di PA Chp karena Papa dan Mama berpisah. Papa di Kalimantan dan Mama bekerja sendiri di Semarang. Saya masuk PA Chp pada tahun 1988, sejak umur 5 tahun. Banyak sekali pengalaman dan didikan yang saya dapatkan selama 9 tahun tinggal di PA Chp.
Saya menerima didikan mengenai semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji dari Sr. Christine dan Sr. Margrit. Mereka tidak hanya memikirkan semuanya itu, tetapi melakukannya sebagai bentuk teladan tindakan nyata bagi kami, anak-anak didiknya.
Saya sangat terkesan dengan prinsip yang ditanamkan kepada anak-anak, segala sesuatu harus diawali dengan doa. PA Chp benar-benar mempersiapkan dan membentuk kami menjadi manusia yang utuh dan seimbang.
Anak-anak di PA Chp dibudayakan untuk hidup sehat. Suster dan pengasuh sangat memerhatikan menu makan dan kesehatan kami. Semua yang disediakan harus dimakan, tidak boleh membuang makanan. Mereka juga memperhatikan hari-hari spesial bagi anak-anak (misalnya saat ulang tahun, liburan sekolah, hari raya Kristen, dan lain-lain).
Kami diajar untuk hidup dekat dengan Tuhan, saling mengasihi dan memerhatikan, tahu sopan santun, bagaimana bersikap terhadap tamu, suster, pengasuh dan orang yang lebih tua.
Kami juga dibentuk supaya hidup teratur, tertib dan bertanggung jawab. Anak yang besar membantu adiknya yang kecil. Ada tugas pagi, siang, dan malam, tertib sesuai jadwal. Rincian jadwal tugas semua anak ditempel di dinding antara dapur dan kamar mandi tengah. Setiap sore belajar 1 jam (Pukul 16.30 – 17.30). Minta maaf kalau berbuat salah. Kami diberi pelajaran ketrampilan sesuai dengan bakat dan minat masing-masing, juga diberi ketrampilan mencari solusi untuk setiap masalah.
Selesai bermain dan memakai alat, semua harus kembali pada tempatnya semula.Loker buku dan lemari pakaian selalu harus tertata rapi.
Kami juga diajak untuk mengingat dan peduli kepada orang lain. Kami diajak berbagi roti, susu, dan putih telur yang kami terima dengan berlimpah ke orang-orang kampung dan panti asuhan yang lain. Kami sering diajak mengunjungi panti jompo, panti pemulihan jiwa di Ungaran dan panti asuhan yang lain. Kami diminta untuk mengajak anak-anak kampung ikut acara Gelanggang Ria, seperti Sekolah Minggu tapi diadakan pada hari Sabtu. Setiap Minggu siang makan enak, minggu malam di piring cuma ada nasi. Jadi kami hanya makan nasi dengan kecap atau garam, untuk mengingat mereka yang tidak bisa makan.
Kami menerima uang saku bulanan, jumlah setiap anak berbeda, sesuai dengan jatah pekerjaan dan prestasi yang dihasilkan masing-masing anak. Selain itu ada hadiah utk anak-anak yang nilai rapornya bagus dan yang berprestasi. Tapi juga ada hukuman menulis untuk yang melanggar peraturan, sebanyak jumlah kelasnya kali 10, misalnya kelas 5 SD, 5×10 = 50 kali; kelas 2 SMP, 8X10 = 80 kali. Selain itu bagi anak-anak yang masih mempunyai orangtua dan tinggal di Semarang, diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing, satu tahun 2 kali selama 1 minggu, yaitu saat liburan natal dan liburan kenaikan kelas.
Pesan untuk adik-adik: Jangan berkecil hati, jangan merasa rendah diri, hidup kita semua berharga. Tuhan merancang hidup kita semua untuk menjadi indah. Taat pada Firman Tuhan dan pada ibu pengasuh. Cari Tuhan dengan sungguh-sungguh, sekolah yang rajin, cari uang yang halal, sabar dalam segala hal. Semua indah pada wktu-Nya.
Pesan untuk pengasuh: Saya mendoakan, kiranya Tuhan memampukan, memberi kekuatan, sukacita, panjang sabar, penuh kasih sayang dan cinta yang tulus pada para pengurus dan Ibu-ibu pengasuh dalam melayani, mendampingi dan merawat adik-adik yang masih di PA Chp sampai saat ini. (pg/sb)
