TIDAK DIBURU KEINGINAN HATI KITA. Hidup dengan tenang sambil terus merefleksikan hidup yang dijalani, itulah hal yang akan menolong kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya jika hidup kita dipenuhi dengan kegundahan, kemarahan, pembelaan diri, justru menjadikan hidup kita tak lagi mampu menarik setiap hikmat yang ada dalam hidup kita.
Sahabat, itulah inti dari nasihat yang diberikan Zofar dalam Ayub 11. LAI memberi judul Ayub pasal 11: Anjuran Zofar supaya Ayub merendahkan diri di hadapan Allah. Zofar mengajak Ayub untuk membuka hati bagi Tuhan. Open your heart to God.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ayub dengan topik: “OPEN your HEART to GOD”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ayub 11:1-20 dengan penekanan pada ayat 13-16. Sahabat, Zofar, orang Naama; sahabat baik Ayub. Ia mendampingi Ayub bukan hanya kala Ayub bahagia, namun juga saat sahabatnya itu sedang dihantam derita.
Zofar berani mengingatkan Ayub untuk merendahkan diri di hadapan Allah yang Mahatinggi karena mengasihi sahabatnya. Ia rindu Ayub mendapat pencerahan dari Allah dan menemukan jalan keluar dari masalah hidupnya. Zofar menasihati Ayub agar menjauhi dosa (ayat 14). Ia juga mengingatkan tentang berkat bagi orang yang tidak hidup berkubang dalam dosa.
Zofar menyampaikan pandangannya kepada Ayub tentang TUHAN dan diri manusia. Memang, teman Ayub ini terkesan memberi penilaian berdasarkan ajaran atau teologi secara umum, bahwa TUHAN itu tak terbatas, sedangkan manusia itu terbatas. Kata Zofar, “Dapatkah engkau memahami hakikat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? Tingginya seperti langit – apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati – apa yang dapat kau ketahui?” (ayat 7-8).
Ajaran Zofar tersebut tidak keliru. TUHAN adalah Sang Pencipta, sementara kita manusia adalah ciptaan-Nya. Ajaran Zofar itu mengingatkan agar kita MEMBUKA HATI bagi TUHAN. Itu berarti, bersama TUHAN, kita siap menerima SEGALA KEMUNGKINAN di luar pikiran kita.
Sahabat, Zofar menyampaikan nasihat kepada Ayub: “Jikalau engkau ini menyediakan hatimu, dan menadahkan tanganmu kepada-Nya; jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu, maka sesungguhnya, engkau dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan tidak akan takut, bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu.” (ayat 13-16)
Jika ada sahabat yang rela bersusah payah memberikan waktu dan tenaga untuk mengingatkan kita, mendorong kita agar membuka hati dan menadahkan tangan tanda berserah dan tunduk pada kedaulatan Tuhan, bersyukurlah! Dengarkan dan praktikkanlah nasihatnya. Niscaya kita akan menemukan jalan keluar dan sukacita baru.
Sahabat, kita tahu, hidup ini dipenuhi oleh kemungkinankemungkinan. Kalau kita membuka hati maka kita tidak bersikeras dengan pandangan sendiri, melainkan membuka diri terhadap pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Kita percaya, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil dapat terjadi demi kebaikan segala ciptaan yang dikasihi-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdfasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini.
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7-8?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati kita: Tuhan kerap memakai Sahabat kita untuk berbicara ke dalam hidup kita. Bukalah hatimu dan sambutlah mereka. (pg).