MENENANGKAN DIRI. Dalam situasi tertentu, kita kadang mengalami kepanikan dan sulit untuk menjadi tenang. Padahal, ketenangan dibutuhkan supaya kita dapat melihat dengan jelas, berpikir lebih jernih, dan mengambil keputusan dengan tepat.
Sahabat, dalam ketenangan diri, kita dapat menyadari keberadaan dan kuasa Tuhan. Dalam ketenangan kita dapat memusatkan perhatian dan mendaraskan doa dengan penuh keyakinan. Mari taklukan segala ketakutan bersama Yesus. Conquering fears with Jesus.
Hari ini saya dipercaya oleh Persekutuan Karangroto GKMI Progo untuk menyampaikan firman Tuhan dalam kebaktian syukur HUT mereka yang ke-20 dengan mengangkat tema: “Menaklukkan Segala Ketakutan Bersama Yesus”. Maka saya mengajak Sahabat untuk belajar dari Injil Matius dengan topik: “CONQUERING FEARS with JESUS”. Bacaan Sabda saya ambil dari Matius 14:22-33 dengan penekanan pada ayat 27.
Sahabat, dalam Injil Matius tercatat dua kali para murid mengalami ketakutan yang luar biasa diterpa angin dan ombak pada perahu mereka. Pertama, dalam Matius 8:23 – 27. Waktu itu Yesus ada bersama-sama dengan mereka namun sedang tidur. Maka segeralah mereka membangunkan Yesus untuk minta pertolongan, lalu Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali (ayat 26-b).
Kedua, dalam Matius 14:22-33. Waktu itu para murid tertimpa masalah yang sama. Bedanya, Yesus sedang tidak bersama dengan mereka karena Ia naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri (ayat 23). Jadi dalam pergumulan yang berat ini mereka sepertinya harus berjuang sendirian melawan badai dan ombak tanpa penyertaan Tuhan, karena perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai (ayat 24).
Tidaklah mengherankan mereka menjadi sangat ketakutan yang kian menjadi-jadi ketika tiba-tiba mereka melihat sesosok manusia mendekati mereka dengan berjalan di atas air. Spontan mereka pun berteriak, “Itu hantu!” (ayat 26). Mereka tidak menyadari bahwa yang berjalan di atas air dan mendekat kepada mereka adalah Yesus dan bukan hantu.
Kemudian Tuhan Yesus menenangkan mereka dengan berkata, “Aku ini, jangan takut!” (ayat 27). Kata Aku ini menunjuk tentang keberadaan Yesus yang adalah manifestasi diri dari Allah sendiri, sebagaimana Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Musa dengan berkata, “AKU ADALAH AKU.” (Keluaran 3:14). Ini adalah penegasan bahwa Dia adalah Tuhan yang sangat peduli; Tuhan yang senantiasa hadir di tengah-tengah umat-Nya untuk memberi pertolongan; Dia adalah Imanuel, Tuhan yang selalu beserta kita, bahkan penyertaan-Nya atas kita sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20-b).
Sahabat, kita juga diundang untuk mengalami pengalaman bersama dengan Tuhan. Sekalipun sungguh tidak kita harapkan, tetapi kadang kehidupan kita bisa tiba-tiba berubah dari tenang menjadi seperti diombang-ambingkan oleh angin sakal. Kepanikan dan ketakutan justru akan memperburuk situasi.
Untuk mengatasinya, kita membutuhkan ketenangan. Ketenangan adalah berkat Tuhan. Kehadiran Tuhan di dalam doa kita akan mendatangkan ketenangan. Berhubung kehadiran Tuhan memberi ketenangan dan perubahan, demikian pula kehadiran kita juga diharapkan memberi ketenangan dan perubahan dalam kehidupan keluarga dan sesama kita. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat dapatkan dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 23?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat, selalu tepat pada waktunya. (pg).