+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Eternal True Love

Eternal True Love

CINTA ABADI. Jembatan Pont des Arts terkenal karena tradisi janji cinta bagi pasangan yang sedang dimabuk asmara. Pasangan yang mengunjungi jembatan tersebut percaya bahwa menggembok nama mereka di dinding jembatan lalu membuang kuncinya ke Sungai Seine akan membuat CINTA MEREKA ABADI.

Namun mulai 1 Juni 2015 tradisi romantis tersebut  segera berakhir seiring kebijakan baru yang diterbitkan Wali Kota Paris. Pernyataan yang disampaikan oleh Dewan Kota melalui Wakil Wali Kota tersebut menyatakan, “Tradisi tersebut telah menyebabkan dua masalah besar: Kerusakan yang signifikan pada warisan kita dan risiko keamanan pengunjung.”

Banyaknya gembok cinta tersebut menunjukkan kerinduan banyak orang untuk memiliki cinta sejati yang abadi. Eternal true love.

Hari ini kita akan belajar dari bagian akhir dari kitab Kidung Agung dengan topik: “CINTA SEJATI yang ABADI”. Bacaan Sabda saya ambil dari Kidung Agung 8:5-14. Sahabat, Cinta sejati yang mewujud pada pernikahan hanya boleh terjadi pada laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa untuk mengambil keputusan sekali seumur hidup. Sekali mengambil keputusan, kekuatan cinta yang sudah dipersatukan dan diberkati Allah, tidak boleh diceraikan siapapun. Hanya kematian yang bisa memisahkan pasutri secara fisik, namun tidak secara batin!

Bagian pertama dari perikop penutup ini (ayat 5-7) menyatakan dengan jelas kekuatan cinta sejati bagaikan meterai yang mengklaim kepemilikan seumur hidup. Seperti kematian pasti menjemput seseorang, cepat atau lambat, demikian cinta sejati pasti mempersatukan pasutri, apa pun penghalangnya. Orang yang mencoba membeli cinta dan membelokkan kesetiaan akan gigit jari (ayat 7b)!

Kedewasaan merupakan kata kunci dalam pernikahan. Maka, gadis yang belum akil balik harus dijaga dan dijauhkan dari predator seks yang hanya ingin memuaskan nafsu, bukan mencintai dengan tulus (ayat 8-9)! Hanya perempuan dewasa fisik dan rohani yang berani mengambil keputusan untuk menikah dan tidak kecewa olehnya (ayat 10).

Nama Salomo kembali dikumandangkan pada bagian menjelang terakhir (ayat 11-12). Seolah-olah menjadi ingatan bahwa kekayaan sebesar yang dimiliki Salomo tidaklah berarti segala-galanya. Karena justru pasutri yang saling memiliki dengan cinta yang tulus, itu melebihi kekayaan sang raja. Kebahagiaannya abadi melampaui harta yang bisa hilang dalam sekejap!

Sahabat, kerinduan memperoleh cinta romantis yang abadi dalam kitab Kidung Agung membawa kita kepada kebenaran dalam surat Efesus di Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa kita telah dimeteraikan dengan Roh Kudus (Efesus 1:13). Bila cinta manusia dapat berubah-ubah, dan gembok cinta bisa disingkirkan dari jembatan, Roh Kristus yang hidup di dalam kita adalah meterai abadi yang membuktikan keteguhan kasih Allah yang tidak berkesudahan bagi anak-anak-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 11-12?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Gambaran cinta yang total, mengikat, dan tak ternilai harganya menjadi refleksi nyata akan kasih Allah bagi manusia. (pg).

Leave a Reply