The Everlasting LOVE
TAK LEKANG OLEH WAKTU. Sampai kapan pun kita takkan menemukan kasih sejati di dunia. Kasih manusia itu sangat terbatas dan seringkali disertai dengan tendensi, lebih-lebih di masa sekarang ini, jelas terlihat bahwa kasih kebanyakan orang sudah menjadi dingin. Tak terelakkan jika saat ini banyak orang yang mengalami luka batin karena mengalami krisis kasih: Ditolak, disakiti, ditelantarkan, dikhianati dan dibuang.
Sahabat, sekalipun manusia dan orang-orang yang kita kasihi meninggalkan kita dan tidak lagi mengasihi kita namun ada satu pribadi yang mengasihi kita begitu rupa, yang kasihnya tak pernah berubah, tak lekang oleh waktu, yaitu Tuhan Yesus (Yesaya 49:15 dan Ibrani 13:5-b). Bahkan, karena kasih-Nya yang begitu besar kepada kita, dilukiskannya kita di telapak tangan-Nya, sehingga Dia selalu ingat kepada kita (Yesaya 49:16). Kita perlu semakin menyadari bahwa kasih Tuhan tidak pernah lengkang oleh waktu. The everlasting love.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Kidung Agung dengan topik: “The Everlasting LOVE”. Bacaan Sabda saya ambil dari Kidung Agung 6:4-13 dengan penekanan pada ayat 4. Sahabat, “Cantik engkau, manisku”. Sungguh, sebuah pujian yang sangat indah terdengar di telinga seorang perempuan.
Salomo memuji istrinya, “Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, …” (ayat 4). Kota Tirza (yang dipakai Salomo untuk melukiskan kecantikan istrinya) merupakan sebuah kota kuno Kanaan yang terkenal dengan keindahannya. Salomo tidak hanya memuji kekasihnya. Ia juga menyatakan betapa ia sangat sayang kepada istrinya yang satu ini, lebih daripada para istri lainnya dengan berkata, “Tapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, …” (ayat 9).
Sahabat, kalau kita cermati, pujian Salomo tersebut berisi 3 hal: Pujian, kasih sayang dan komitmen. Sesungguhnya ungkapan pujian Salomo kepada istrinya adalah sebuah gambaran bagaimana Tuhan mengasihi umat-Nya. Tuhan memuji umat-Nya untuk mengungkapkan betapa berharga-Nya mereka di hati-Nya. Tuhan mengasihi umat-Nya bagai biji mata-Nya (Ulangan 32:10 dan Zakharia 2:8)
Sungguh luar biasa, komitmen Tuhan untuk mengasihi kita tidak pernah lekang oleh waktu. Kasih seorang manusia bisa lekang oleh waktu, tapi kasih Tuhan tidak pernah berubah. Bahkan Ia membuktikan komitmen cinta-Nya dengan tidak menyayangkan Anak-Nya yang tunggal dan dikorbankan demi menyelamatkan kita, kekasih hati-Nya.
Apa pun pergumulan yang kita hadapi, Tuhan yang telah membentuk kita akan tetap menyertai dan menguatkan kita. Tuhan menegaskan bahwa Dia mengasihi kita tanpa syarat dan sepenuhnya. KASIH TUHAN itu ABADI.
Sahabat, hidup kita terlalu berharga di mata-Nya! Dia melukis wajah kita di telapak tangan-Nya karena Ia rindu setiap waktu memandang dan menyatakan kasih-Nya. Akankah kita menanggapi kasih-Nya yang begitu besar dengan komitmen yang sama untuk hidup mengasihi-Nya? Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Begitu besar kasih Allah kepada kita. Kasih-Nya tak lekang oleh waktu. Kasih-Nya abadi. (pg).