+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

PAINTING in the PALM of GOD

PAINTING in the PALM of GOD

LUKISAN DI TELAPAK TANGAN. Seorang seniman asal Spanyol, bernama David Cata, menggunakan telapak tangannya sendiri untuk melukis potret wajah seseorang yang dianggapnya penting dan berpengaruh di hidupnya, seperti wajah keluarga, sahabat, guru atau pacarnya.

Sahabat, menurut David, seni melukis menggunakan telapak tangan ini merupakan bagian dari proyek seninya bernama Overexposed Emotion. Melalui karya seni lukis berbentuk seperti bordir ini mengilustrasikan orang-orang yang dianggap penting dan ia cintai dalam hidupnya. Desain wajah yang digunakan harus menunjukkan setiap orang yang pernah ditemuinya dan sempat menjalin hubungan dalam kehidupannya seperti wajah sang kakek.

Jauh sebelum David Cata melukis potret wajah di telapak tangannya, Tuhan sudah melukis potret wajah  orang-orang yang dikasihi-Nya di telapak tangan-Nya. Lukisan di telapak tangan Tuhan.  Painting in the palm of God.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “PAINTING in the PALM of GOD”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 49:8-21 dengan penekanan pada ayat 16. Sahabat, pada masa-masa pembuangan, bangsa Israel mengalami masa-masa yang memilukan. Mereka merasa bahwa Tuhan telah melupakan dan meninggalkan mereka (ayat 14). Akibat pemberontakan mereka, Tuhan memang telah membawa mereka ke pembuangan, tujuh puluh tahun lamanya. Tetapi benarkah Tuhan melupakan dan meninggalkan mereka? Apakah Tuhan tidak trenyuh mendengar rintihan kesakitan mereka?  

Inilah jawab Tuhan: “Lihat, Aku telah melukis engkau di telapak tangan-Ku; tembok tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” (ayat 16). Itu berarti setiap kali Tuhan melihat telapak tangan-Nya Dia juga melihat tiap kehidupan dan pergumulan umat-Nya.  Sebagaimana melalui tangan-Nya yang sejak semula mencipta dan membentuk manusia dari debu tanah, Ia pun bersedia mengulurkan tangan-Nya untuk menolong dan memulihkan keadaan kita.  Tuhan berkata,  “Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan.”  (ayat 11).

Sahabat, jangan sekali-kali beranggapan Tuhan tidak peduli dengan keadaan kita dan melupakan kita.  Seberat apa pun perjalanan hidup yang kita tempuh, Pemazmur menyatakan,  “Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.”  (Mazmur 121:3-5).  Tuhan juga menegaskan,  “… sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya.”  (Yesaya 65:24).

Saat menghadapi situasi sulit dan ketika doa-doa kita sepertinya tidak menghasilkan jawaban, kita kerap kali merasa bahwa Tuhan telah melupakan dan meninggalkan kita. Namun lihatlah bagaimana Tuhan memandang hidup kita. Kita BERHARGA di mata-Nya! Dia tidak akan menegakan kita bergelut dengan penderitaan, asalkan sikap hati kita berbalik kembali kepada-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 14?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati Tak perlu takut dan khawatir akan hidup ini, karena Tuhan selalu ada untuk kita! (pg).

Leave a Reply