The Time has Come

The Time has Come

BEKING. Sahabat, manusia seringkali berusaha membuat RASA AMAN yang palsu. Manusia juga seringkali percaya dengan “Tempat Perlindungan” yang palsu.

Ada orang-orang yang berani melakukan usaha atau kegiatan yang melanggar hukum yang berlaku di negara kita karena dia merasa mempunyai BEKING  orang kuat, yang dapat diandalkan. Bekingnya petinggi negara yang mempunyai kekuasaan yang besar dan luas. Mereka merasa telah mempunyai “allah-allah” yang dapat melindungi dan menyelematkannya.  Mereka merasa menjadi orang yang kebal hukum.

Selain itu ada orang-orang kaya yang membuat bungker yang begitu kuat dan mempunyai banyak pengawal yang profesional. Mereka merasa mempunyai tempat perlindungan yang aman yang benar-benar dapat diandalkan.

Akibatnya mereka merasa aman dan terbiasa melakukan pelanggaran bahkan kejahatan. Jangankan merasa bersalah, mereka malah merasa bahwa tidak ada orang lain yang tahu perbuatannya dan seolah-olah kebal terhadap hukum di negaranya dan penghakiman Allah. Kejahatannya pun terus dilakukan dengan bangga.

Mereka lupa bahwa ada Allah yang mengatur segalanya lebih daripada yang manusia mampu pikirkan. Segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah, diatur menurut kehendak-Nya, dan dipakai untuk keadilan-Nya. Saatnya telah tiba, penghakiman Allah datang atas mereka. The time has come.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan tema: “The Time has Come”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 47:1-15. Sahabat, di Yesaya pasal 46, dewa-dewa Babel dipermalukan sebagai allah yang mati, tidak berdaya, bahkan perlu diselamatkan. Dalam bacaan kita pada hari ini yang dipermalukan ialah bangsa Babel sendiri.

Nabi Yesaya mengingatkan kepada orang Babel bahwa semua rasa aman itu hanyalah rasa aman yang semu dan palsu  (ayat 10). Apa yang mereka dan manusia percaya mampu memberi rasa aman, semuanya akan berakhir. Semua yang dirasa memberi rasa aman pasti habis dan berakhir. 

Saatnya telah tiba. The time has come. Allah menurunkan kemuliaan Babel hingga ke posisi yang terendah (ayat 1-3). Ia bahkan mengantikan kemuliaan mereka dengan nista dan aib. Allah sendiri yang melakukan pembalasan itu (ayat 3-4). Ayat 8-15 memaparkan kedahsyatan malapetaka yang ditimpakan-Nya kepada Babel.

Saatnya telah tiba. The time has come. Orang yang merasa diri luar biasa dan tahu segalanya, tidak akan berkenan di hadapan Tuhan. Kesombongan diruntuhkan dan semuanya dikembalikan untuk kemuliaan Allah. Tiada gunanya memakai ilmu dan kecerdasan hanya untuk kesombongan diri. Allah telah memperingatkan bahwa orang yang demikian hanya akan berakhir dalam kehancuran.

Sahabat, kita bersyukur karena firman Tuhan selalu mengingatkan kita agar tetap rendah hati. Saatnya telah tiba untuk mengakui bahwa Allah kita sebagai Allah Yang Mahatinggi. Melalui pengakuan ini, kita akan terhindar dari kesiaan-siaan dan malapetaka.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7-10?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhanlah satu-satunya tempat berharap dan bersandar bagi setiap orang percaya. Dialah tempat bersandar yang  aman dan kekal. (pg)

Renungan Lainnya