The MAGIC of GIVING
Sahabat, sesungguhnya salah satu karakter yang harus dimiliki setiap orang percaya adalah murah hati (Lukas 6:36). Murah hati berarti memerhatikan orang lain yang sedang dalam kekurangan, menawarkan bantuan kepada mereka yang terluka dan menderita. Murah hati bukan hanya perasaan kasihan terhadap orang yang dalam kesulitan, bukan perasaan simpati yang diberikan dari luar saja, tetapi berusaha mengerti lebih dalam, sehingga dapat melihat dan merasakan apa yang orang lain rasakan.
Mempunyai kemurahan hati berarti punya kepedulian tinggi terhadap orang lain dan mau terlibat. Ia tidak hanya menawarkan kata-kata nasihat atau mengupas panjang lebar ayat-ayat Alkitab di hadapan orang yang sedang dalam kesulitan tanpa berbuat apa-apa, melainkan ada sebuah tindakan. Ada tindakan memberi. Ketika berani memberi maka KITA AKAN MENIKMATI KEAJAIBAN MEMBERI. The MAGIC of GIVING.
Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Pengkhotbah dengan topik: “The MAGIC of GIVING”. Bacaan Sabda saya ambil dari Penghkhotbah 11:1-8 dengan penekanan pada ayat 1 dan 2. Sahabat, salah satu hal yang sering kali kita lalai melakukan sebagai orang percaya adalah MEMBERI. Pengkhotbah mengajak kita BERANI MEMBERI supaya kita akan dapat menikmati KEAJAIBAN MEMBERI.
Kita perlu belajar memberikan “roti” yang merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan. Pengkhotbah mengajak kita bukan hanya memberikan uang receh kepada mereka yang membutuhkan, tetapi juga memberi dengan cara berkorban. Mengapa? Pertama, coba kita simak apa yang dinyatakan Pengkhotbah di ayat 1: ” … engkau akan mendapatkannya kembali lama setelah itu”. Jangan takut memberi karenaTuhan akan memelihara hidup kita. Kita tidak akan jatuh miskin dengan memberi. Tuhan akan membalas apa yang kita tabur, walau mungkin kita tidak secara langsung melihat tuaian dari perbuatan baik kita (bdk. Amsal 28:27).
Kedua, lanjut, sekarang kita simak apa yang dinyatakan Pengkhotbah di ayat 2: ” … karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi”. Pada dasarnya, kita tidak tahu apa yang bakal terjadi. Karena itu, kita wajib menyediakan payung sebelum hujan dan banyak menabung.
Sahabat masih ingat dengan Ayub? Siapakah yang akan menolong Ayub dari kemalangan besar yang melenyapkan segenap hartanya? Jika Ayub tidak pernah menolong sesamanya, mustahil para saudara dan sahabatnya dengan sukarela membawa uang dan emas untuk menolong Ayub sehingga ia dapat bangkit kembali (Ayub 42:11-12). Karena tidak ada yang seorang pun yang tahu kapan malapeteka menimpa dirinya, Pengkhotbah menganjurkan banyaklah berbuat kebaikan terhadap sesama. Siapa tahu kelak kita membutuhkan uluran tangan orang lain.
Sesungguhnya tujuan Tuhan memberikan kelimpahan materi dalam hidup kita tidak pernah dimaksudkan hanya dipakai untuk kesenangan diri sendiri saja, tetapi untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Kita diingatkan bahwa apa pun yang diberikan Tuhan kepada kita, sesungguhnya ada bagian yang MERUPAKAN MILIK ORANG LAIN.
Sahabat, apa upah bagi orang yang murah hati? Tuhan berjanji bahwa mereka yang memerhatikan orang lain dan menunjukkan kemurahan hati akan beroleh kemurahan juga sebagai balasannya, baik dari sesama maupun dari Tuhan sendiri. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Percayalah dengan iman bahwa Tuhan akan memelihara kita dan beranilah memberi. (pg).