Learn How to SEE and LISTEN More
Sahabat, coba luangkan waktu sejenak untuk mengamati apa yang ada di kepala kita. Tuhan memberi kita dua telinga, dua mata, dan satu mulut, dengan tujuan agar kita lebih banyak melihat dan mendengar daripada berbicara. Masalahnya, tidak semua orang otomatis punya keterampilan melihat dan mendengar.
Coba kita evaluasi apa yang terjadi dengan diri kita sendiri. Kadang kita terlihat sedang memerhatikan dan mendengarkan, namun pikiran kita menerawang jauh entah ke mana, ke dunia lain. Banyak orang tidak dapat mengulangi atau meringkaskan inti dari sesuatu yang baru saja mereka perhatikan dan dengar. Banyak juga yang mendengarkan hanya untuk berbasa-basi, agar dapat sekadar menanggapi percakapan. Maka kita perlu terus belajar untuk lebih banyak melihat dan mendengar. Learn how to see and listen more.
Hari ini kita melanjutkan untuk belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “Learn How to SEE and LISTEN More”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 42:18-25 dengan penekanan pada ayat 20. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini Tuhan mengecam umat-Nya yang buta dan tuli.
BUTA dan TULI di sini bisa menunjuk kepada orang-orang (ayat 7), yang memerlukan pimpinan Tuhan karena kebutaan mereka (ayat 16). Namun, di sini UMAT ISRAEL, sebagai hamba Tuhan dikatakan sebagai buta dan tuli (ayat 19).
KEBUTAAN merupakan metafora untuk kebutuhan rohani pada ayat 16-17. Kebutaan Israel menunjukkan bahwa sama seperti bangsa yang lain, Israel juga membutuhkan keselamatan dari Tuhan.
Sedangkan KETULIAN Israel menunjukkan bahwa mereka tidak mau mendengarkan apa yang telah Allah firmankan, walau sesungguhnya Allah telah banyak berbicara kepada umat-Nya (ayat 20).
Sahabat, sesungguhnya Tuhan berkenan untuk menunjukkan pengajaran-Nya kepada bangsa-bangsa lain melalui Israel. Yang terjadi justru sebaliknya. Israel malah ikut-ikutan keberdosaan bangsa-bangsa lain, sehingga mereka yang menjadi dominan dan Israel menjadi jarahan mereka (ayat 22).
Namun masih ada pengharapan, di tengah-tengah umat yang tidak taat, Tuhan memanggil mereka yang mau memasang telinga untuk Tuhan pakai di kemudian hari (ayat 23).
Sahabat, sangat menarik, dalam ayat 24 terdapat kata pengganti yang berubah dari “KITA ” menjadi “MEREKA” (“Sebab kepada-Nya kita telah berdosa, tetapi mereka tidak mau mengikuti jalan yang telah ditunjuk-Nya; LAI menerjemahkan “MEREKA” dengan “ORANG”). Itu berarti Yesaya mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah dalam keberdosaan mereka, tetapi ia memisahkan diri dengan umat yang tidak mau mengikuti Allah.
Apakah kita merupakan umat yang seperti Yesaya yang mau mengikuti jalan Tuhan? Ataukah kita seperti umat yang buta dan tuli, yang tidak mau mendengarkan perintah Tuhan? Harusnya mengikuti jalan Tuhan bukan pilihan bebas melainkan kebutuhan dan kesadaran diri! Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Nilai hidup apa yang Sahabat pereoleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 21-25?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan ingin kita senantiasa memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan hanya yang di bumi, karena keberadaan kita di bumi ini hanyalah sementara. (pg).