+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

HUMAN FOOLISHNESS

HUMAN FOOLISHNESS

Sahabat, sesungguhnya tidak masuk akal bila manusia menolak Allah yang Mahakuasa dan lebih memilih bergantung kepada sesama manusia atau kepada berhala. Namun itulah yang sering terjadi. Itulah yang dilakukan oleh umat Israel. Itulah KEBODOHAN MANUSIA. HUMAN FOOLISHNESS.

Maka tidak heran Allah menyebut umat Israel  “cacing” dan “ulat” (Yesaya 41:14). Ke manakah gambaran yang lebih enak dibaca seperti: “Kawanan domba Allah,” “Kebun anggur Tuhan,” atau “Umat kesayangan”?

Dari dulu sampai sekarang pada umumnya orang  jijik melihat cacing dan ulat, apalagi menyentuhnya. Jadi, tampaknya, pada zaman itu, Israel adalah umat Allah yang menjijikkan! Mengapa bisa begitu? Dosa dan pelbagai pelanggaran menjadi penyebab Israel terpuruk, tidak berdaya, dan menjijikkan. Israel berulang kali melakukan pelbagai pelanggaran.  Mereka berulang kali membelakangi Allah.

Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “HUMAN FOOLISHNESS”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 41:1-7. Sahabat, bacaan kita pada hari ini menggambarkan suasana seperti di pengadilan. Bangsa-bangsa diundang untuk datang dan “tampil bersama-sama untuk BERPERKARA” (ayat 1). Yesaya telah menyatakan bahwa bangsa-bangsa lain diundang juga untuk menjadi pewaris bersama-sama Israel (bdk. Ayat 19; 24-25;dan Yesaya  27:13). Maka Tuhan mengundang juga bangsa-bangsa lain untuk datang kepada Dia supaya mendapatkan kekuatan baru. Namun ada masalah yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. Oleh sebab itu Yesaya memakai terminologi pengadilan untuk menyelesaikan perkara tersebut.

Telah muncul seorang penakluk yang tidak disebutkan namanya. Mungkin karena dia bukan yang paling penting. Namun kebanyakan penafsir melihat bahwa penakluk itu adalah raja Koresy, yang terkenal dengan kemudahan dan kecepatannya. Tentu yang lebih penting adalah siapa yang menggerakkan Koresy, sang penakluk itu, yaitu yang menentukan apa serta bagaimana ia harus melakukannya (ayat 2-3), dan yang dimaksud adalah Tuhan (ayat 4).

Namun manusia sering melakukan hal yang tidak masuk akal. Allah mengundang “pulau-pulau” untuk mendekat (ayat 1), tetapi bukannya mendekat kepada Allah, “pulau-pulau” itu malah saling mendekat satu kepada yang lain (ayat 5), dan mereka bersama-sama datang kepada berhala yang merupakan buatan tukang besi dan tukang emas (ayat 6-7).

Yesaya menunjukkan bahwa selain merupakan buatan tangan manusia (ayat 6-7), berhala-berhala itu juga merupakan hasil dari rasa takut manusia (ayat 5-6). Maka sangat ironis bila tukang-tukang tersebut saling “menguatkan” satu dengan yang lain ketika mereka datang kepada berhala yang mereka “kuatkan” dengan paku supaya jangan goyang (ayat 7).

Sahabat, sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar Allah, merupakan KEBODOHAN kalau kita memilih memercayai dan menyembah berhala yang hanya ciptaan manusia. Baik berhala masa lampau, berupa patung-patung dan benda-benda alam, maupun teknologi, uang, dan kenikmatan duniawi yang diberhalakan manusia modern, keduanya hampa. PERCAYA dan SEMBAHLAH ALLAH! Karena Dia berdaulat atas hidupmu, dulu, sekarang dan yang akan datang! Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Bagi Allah tidak ada yang terlalu kotor dan menjijikkan asalkan kita mau bertobat. (pg)

Leave a Reply