Firman-Mu TAKKAN KULUPAKAN
Sudahkah Sahabat MEMBACA ALKITAB sampai tuntas, mulai dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu? Jawabannya mungkin beragam. Ada yang sudah. Ada yang belum. Tapi mesti banyak yang belum. Meski sudah menjadi orang percaya bertahun-tahun, masih belum mampu menyelesaikan pembacaan Alkitab secara tuntas.
Sementara kita sering mendengar banyak orang dari kepercayaan lain justru sudah membaca kitab suci mereka sampai khatam (tamat) berkali-kali. Mungkin kesibukan menjadi alasan klise bagi orang percaya sehingga belum sempat membaca Alkitab secara teratur setiap hari atau bahkan tidak pernah membaca Alkitab, kecuali ketika di gereja.
Kalau membaca Alkitab saja kita sering bolong-bolong, bagaimana mungkin kita berani berkata: Firman-Mu takkan kulupakan?
Hari ini, 20 September 2022, sebagai Keluarga Besar Yayasan Christopherus kita memperingati HUT ke-2 program video “Satu Menit Bersama Andreas Christanday”. Maka “Sejenak Merenung” pada hari mengangkat topik khusus: “Firman-Mu TAKKAN KULUPAKAN” dengan Bacaan Sabda yang saya ambil dari Mazmur 119:1-16 dengan penekanan pada ayat 16.
Sahabat, Mazmur 119 unik. Pertama, merupakan mazmur terpanjang. Kedua, mazmur ini dalam bahasa aslinya (Ibrani) ialah puisi akrostik. 176 ayatnya disusun menjadi 22 bait. Setiap bait terdiri dari 8 baris (ayat). Bait pertama setiap barisnya dimulai dengan abjad pertama huruf Ibrani. Demikian seterusnya sampai bait yang ke-22, dimulai dengan abjad terakhir.
Pemazmur menyatakan bahwa orang yang berbahagia adalah yang memegang firman Tuhan dalam hidupnya, yang artinya melakukan firman (ayat 1-3). Tidak mungkin bisa tetap hidup kudus jika tidak menghidupi firman Tuhan, sebab kekuatan dan hikmat untuk menghadapi dunia hanya dapat diperoleh dalam firman. Bagi Pemazmur, saat ia hidup dalam firman, ia tidak akan mendapat malu (ayat 6).
Sahabat, Pemazmur tidak menganggap firman Tuhan hanya sesuatu yang sambil lalu dalam hidupnya, juga bukan hanya direnungkan saat diperlukan. Ia rindu akan firman Tuhan. Ia menyimpan dan menjaganya dengan baik di dalam hatinya sehingga itulah yang menuntun jalan hidupnya setiap hari (ayat 11). Baginya, firman Tuhan bukanlah beban, melainkan pembawa sukacita. Pemazmur tidak menyimpan firman itu untuk dirinya sendiri; ia membagikannya dan mengajarkannya kepada orang lain (ayat 12-13).
Bagaimana agar kita dapat tetap hidup dalam firman-Nya? Bagaimana caranya agar kita tidak melupakan firman-Nya? Pertama, menyediakan waktu untuk membaca dan mempelajari firman-Nya. Kedua, belajar untuk menghafal ayat-ayat firman Tuhan. Ketiga, mempraktikkan firman yang telah dipelajari dan mengingatnya dalam langkah hidup setiap hari. Firman yang telah dipelajari dan diingat itu akan berakhir sia-sia jika tidak pernah diterapkan dalam kehidupan sehari demi sehari.
Tindakan mengingat firman-Nya diperlukan supaya firman itu benar-benar menguasai seluruh pikiran, sehingga mengalir keluar dalam setiap perkataan maupun tindakan yang kita lakukan.
Sahabat, oleh sebab itu, mari kita senantiasa mempelajari, mengingat, dan melakukan firman-Nya. Marilah kita hidup dalam firman-Nya agar kita mampu menghadapi dunia ini, dan menjaga kekudusan hidup sampai kita bertemu kembali dengan Tuhan kita di surga kelak dalam kekudusan dan kemuliaan-Nya. Haleluya!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1-3?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sesibuk bagaimana pun kita, mari meluangkan waktu untuk sesuatu yang paling penting yaitu mendalami firman-Nya. Salah satu cara dengan menyaksikan video program “Satu Menit Bersama Andreas Christanday” setiap hari. (pg).