MADAH Syukur akan KESELAMATAN

MADAH Syukur akan KESELAMATAN

Sahabat, setiap tanggal 25 saya lihat wajah teman-teman di kantor tempat pelayanan saya  nampak lebih ceria dan bersyukur, karena tanggal tersebut merupakan tanggal gajian.

Bersyukur saat hati gembira lumrah dilakukan, seperti seorang anak naik kelas atau berulang tahun, seperti seseorang mendapat kenaikan pangkat atau menempati rumah baru. Namun, bagaimana jika situasinya berbeda, seperti seseorang kehilangan barang miliknya yang berharga, mengalami kebangkrutan, terkena PHK, mengidap penyakit mematikan, atau ditinggalkan orang yang dicintai, masih dapatkah ia bersyukur?

MADAH SYUKUR kerap kali digunakan sebagai ungkapan kegembiraan umat Israel. Biasanya ungkapan syukur dinyanyikan selepas melewati masa sukar. Hari ini kita akan menikmati madah syukur akan keselamatan.

Hari ini kembali kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “MADAH SYUKUR akan KESELAMATAN.” Untuk itu Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 12:1-6. Sahabat,  bangsa Israel dimurkai Tuhan karena tidak taat. Alih-alih setia dan taat kepada Tuhan, mereka lebih memilih setia kepada Baal. Alih-alih mengandalkan Tuhan, Israel lebih memilih bersekutu dengan Mesir untuk melawan Asyur. Akibatnya, sebagian umat Israel dibawa ke Asyur sebagai orang buangan (Yesaya 11:13). Itulah hukuman Tuhan kepada Israel.

Dalam keadaan terhukum, terbuang, menjadi tawanan dan budak, akan sulit atau hampir mustahil bagi orang untuk bersyukur kepada Tuhan. Tidak demikian dengan Yesaya, ia tahu kehendak Tuhan. Sekalipun Tuhan murka kepada umat-Nya dan memberi hukuman, sebenarnya Tuhan sedang memberkati Israel dengan mendidik mereka dan memberi keselamatan.

Lewat madah ini Yesaya mengajak umat menoleh ke belakang dan belajar dari kemarahan sekaligus kemurahan Allah. Belajar dari kemarahan Allah agar umat tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Apa yang telah dilakukan umat sangat menjijikkan di mata Allah. Karena itulah mereka menerima hukuman Allah. Sekalipun hukuman terasa berat, namun hal itu bukan akhir dari karya Allah. Itulah sebabnya mereka diajak juga belajar dari kemurahan Allah agar mampu bergembira karena kebaikan dan keselamatan yang dikerjakan Tuhan bagi mereka.

Kemurahan hati dan tangan perkasa-Nya yang membuat umat mampu terbebaskan dari derita pembuangan dan disatukan kembali menjadi satu bangsa, setelah terserak ke berbagai penjuru. Dalam kemurahan-Nya, Allah menjanjikan penyertaan-Nya hingga mereka akan menjadi bangsa yang besar dan setia kepada-Nya. Kegembiraan inilah yang perlu menjadi bagian dari keseharian umat melalui mazmur syukur. Lewat kegembiraan itulah kebaikan Tuhan didengar oleh bangsa-bangsa lain.

Belajar dari ungkapan syukur Israel, pemberitaan kebaikan Tuhan justru dilakukan melalui hidup yang penuh kegembiraan. Namun, bukan berarti penderitaan tidak pernah mendera kita. Sebaliknya di tengah derita yang dialami, kita masih mampu bergembira karena Tuhan menyertai dan mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera-Nya dalam kehidupan umat-Nya.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2-3?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4-6?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Allah rindu Sahabat dan saya, melalui pengakuan dosa dan pertobatan, menemukan kesegaran sukacita yang terdapat dalam mata air keselamatan-Nya yang kekal. (pg).

Renungan Lainnya