Sahabat, sesungguhnya hampir setiap manusia di segala tempat dan waktu merindukan perdamaian. Perdamaian adalah situasi berhentinya perselisihan, yang menyebabkan terwujudnya keadaan tenteram dan tenang. Tetapi dalam kenyataan, sering kali perdamaian hanya menjadi harapan belaka. Sejarah diisi oleh konflik dan permusuhan yang membuyarkan harapan manusia akan perdamaian.
Seharusnya semua orang memimpikan hidup dalam perdamaian. Bukankah indah hidup aman dan tenang dalam perdamaian? Saya katakan seharusnya, karena hari-hari ini kita melihat bahwa jumlah orang yang lebih suka tidak berdamai, provokatif, fanatik destruktif, mencintai perpecahan, perdebatan dan keributan ternyata terus bertambah banyak.
Parahnya ada cukup banyak di antara kita yang merindukan kedamaian tanpa sadar banyak melakukan hal-hal yang bisa mencederai perdamaian itu sendiri. Karena itu kita perlu hidup dalam damai dan menjaga perdamaian.
Hari ini kita tetap melanjutkan mempelajari kitab Yesaya dengan topik: “Hidup dalam DAMAI dan Menjaga PERDAMAIAN.” Untuk itu Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 11:1-10. Sahabat, sebuah lukisan memperlihatkan suasana damai. Terlukis pemandangan indah dengan sungai jernih yang mengalir menyegarkan, tanaman bunga yang indah berwarna-warni, pepohonan subur, dan taman yang dipenuhi binatang buas yang hidup rukun dengan kambing dan domba. Ada anak-anak yang bermain dengan binatang-binatang buas. Seolah-olah gambaran ini mengingatkan suasana Taman Eden yang damai.
Yesaya menubuatkan bahwa Allah akan memulihkan Israel, bahkan seluruh bumi melalui seorang raja. Raja itu keturunan Daud yang akan menegakkan keadilan dan kebenaran. Hal ini digambarkan sebagai pohon yang ditebang menjadi tunggul, yang akan bertunas, bertumbuh lebih besar daripada pohon asalnya, dan berbuah lebat. Pohon itu adalah Yehuda dari keturunan Daud. Dari sana akan lahir tunas, yaitu Yesus Kristus yang menjadi Raja dunia yang nantinya akan memimpin dengan keteraturan, keadilan, dan kedamaian (ayat 1-5).
Sahabat, suasana yang digambarkan adalah seperti suasana Taman Eden dengan bermacam-macam binatang yang rukun dan anak-anak bermain dengan berbagai binatang buas. Di sini terjadi pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah dan alam. Kehidupan yang harmonis terwujud dengan kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kerajaan-Nya menghimpun kaum sisa Israel untuk diselamatkan, dan mendamaikan relasi antar manusia yang digambarkan dengan dipulihkannya hubungan Israel dengan Yehuda (ayat 6-10).
Betapa bahagianya jika kita bisa hidup damai di bumi. Kita akan menikmati suasana aman, tenteram, nyaman, dan damai. Tidak ada kejahatan, penderitaan, maupun penyakit. Semuanya hidup dalam sukacita dan kebahagiaan. Sesungguhnya, suasana tersebut telah dihadirkan oleh Yesus Kristus melalui proses penebusan dosa yang telah dilakukan-Nya.
Sahabat, marilah kita, yang sudah memperoleh penebusan dosa, hidup dalam damai dan menjaga kedamaian dengan mengupayakan hidup benar agar kita merasakan kondisi damai sejahtera di dunia.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4-5?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kedamaian tidak dapat dipertahankan dengan kekerasan, itu hanya dapat dicapai dengan pengertian. (pg).