KEBAIKAN merupakan sifat Ilahi yang harus terpancar dalam kehidupan orang percaya. Mengapa? Karena status kita adalah anak-anak terang. Rasul Paulus menasihati, “Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” (Efesus 5:8-9).
Dalam Kisah Para Rasul 9:36-42 dikisahkan tentang seorang murid perempuan bernama Tabita. Tabita atau dalam bahasa Yunani Dorkas banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Orang-orang Yahudi memanggilnya Tabita yang berarti rusa betina. Di dunia Timur rusa betina adalah gambaran tentang kecantikan. Kecantikan Dorkas itu terpancar melalui perbuatan baik yang dilakukannya.
Sahabat, ketika hasrat mementingkan diri sendiri begitu kuat, kita cenderung menampik orang lain. Kita menunda kebaikan untuk merahmati orang lain. Kita membentangkan jarak, dan orang-orang akan menjauh dari kita. Anehnya, suatu hari justru kita yang merasa telah ditinggalkan, diabaikan, tidak dibutuhkan, dan bukan siapa-siapa bagi orang lain. Saat itulah kita akan merasa seperti garam yang tawar, tidak berguna lagi selain dibuang dan diinjak orang di jalan. Karena itu segeralah lakukan. Jangan menunda berbuat baik untuk alasan apa pun.
Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “JANGAN MENUNDA Berbuat Baik.” Untuk itu Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 3:27-35 dengan penekanan pada ayat 27. Sahabat, ayat 27 mengingatkan kita: “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.”
Tuhan Yesus juga mengingatkan kita bahwa dengan berbuat baik kepada sesama, kita sedang menunjukkan kemurahan hati Allah sehingga mereka memuliakan Dia (Matius 5:16). Sudahkah hidup kita menjadi berkat pada hari ini? Ataukah sebaliknya, kita sesungguhnya mampu dan memiliki kesempatan untuk berbuat baik, tetapi kita menundanya dan kita tidak bersedia memberikan kebaikan kepada orang lain?
Sahabat, di dunia ini tidak sedikit orang yang sesungguhnya tahu untuk melakukan sebuah kebaikan kepada seseorang tetapi tidak melakukannya. Bahkan yang mengejutkan, ada orang-orang yang sengaja menahan hak yang seharusnya diterima oleh orang lain.
Sekarang periksalah diri kita dan sekelilingnya: Adakah seseorang di sekitar kita yang seharusnya berhak menerima kebaikan kita, tapi kita belum memberikannya? Sadarilah bahwa kita adalah saluran yang dipakai Allah untuk menyalurkan kebaikan-Nya, karena itu kiranya kita tidak sedikit pun menahan atau menyimpan berkat Allah yang seharusnya menjadi bagian orang lain.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Berdasarkan ayat 27, 29. 30, dan 31, hal-hal apa saja yang tidak boleh kita lakukan?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.” (Ibrani 13:16). (pg).