YUSUF: Pribadi yang DISERTAI TUHAN

YUSUF: Pribadi yang DISERTAI TUHAN

Sahabat, sejak semula Musa menyadari bahwa PENYERTAAN TUHAN merupakan faktor utama dalam menjalani perziarahan hidup, apalagi untuk memimpin perziarahan bangsa Israel. Karena itu Musa berkata kepada Tuhan: “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini” (Keluaran 33:15)

Kita patut bersyukur karena kita memiliki Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita, di mana pun kita berada Dia selalu ada, Dialah Jehovah Shammah, Tuhan yang Mahahadir.  Betapa mengagumkan janji Tuhan ini, selalu hadir dan menyatakan penyertaan-Nya atas kita, anak-anak-Nya. 

Tak ada pemimpin agama mana pun yang berjanji dan memberikan jaminan penyertaan kepada umatnya seperti Kristus.  Ketika Dia menyampaikan AMANAT AGUNG kepada murid-murid-Nya, dengan tegas Dia menyampaikan janji-Nya:  “… pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”  (Matius 28:19-20).

Untuk lebih memahami topik tentang: “YUSUF: Pribadi yang DISERTAI TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 39:1-23 dengan penekanan pada ayat  2. Sahabat, banyak hal sangat buruk menimpa Yusuf: Diceburkan ke sumur, dijual oleh kakak-kakaknya, dijadikan budak di Mesir, dipisahkan dari keluarga, dipenjarakan justru karena berbuat baik, dan banyak lagi. Dia pasti sangat menderita. Namun tak sepatah pun ia mengeluh. Seakan tidak ada hal buruk menimpanya, seolah semua baik-baik saja, Yusuf selalu bersikap positif, dan menjadi berkat di mana pun ia hadir.

Sahabat, bagaimana Yusuf bisa begitu? Pasti karena sesuatu yang dia yakini dan dia hidupi. Bahkan, karena sesuatu yang menghidupi dia. Apa itu? Karena Tuhan menyertai Yusuf (ayat 2 dan 21). Penyertaan Tuhan menjadi benteng jiwani yang membuat tak satu hal pun menggoyahkan Yusuf.  Penyertaan Tuhan menjadi sandaran kokoh yang menolong Yusuf tetap tegak meski tantangan dan kesulitan menerpa hidupnya.

Memang, disertai Tuhan tidak membuatnya lepas dari niat jahat saudaranya, tidak menghindarkannya dari menjadi budak, tidak meluputkannya dari fitnah yang menjebloskannya ke penjara. Disertai Tuhan tidak membuatnya steril dari masalah dan derita. Tetapi, penyertaan Tuhan menjadi batu karang yang membuat jiwanya sentosa betapa pun badai menerjang. Menjadi kekuatan yang memampukannya memikul semuanya, dan tetap bersukacita meski bertubi masalah menindihnya.

Sahabat, bila hidup kita disertai Tuhan tidak ada perkara yang mustahil:  Pintu berkat, pintu kesempatan, pintu pemulihan, pintu kesembuhan dan sebagainya siap dibukakan bagi kita. Apabila Tuhan sudah membuka pintu-pintu tersebut, tidak ada yang dapat menutupnya   (Wahyu 3:7).  Jadi dalam penyertaan Tuhan selalu ada pengharapan.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang menjadi kunci keberhasilan hidup Yusuf? (Ayat 2, 3, 21, dan 23)

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Penyertaan Tuhan merupakan sandaran kokoh yang membuat orang tetap tegak meski puting beliung memilin hidup. (pg).  

Renungan Lainnya