Sahabat, memuji Tuhan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan orang percaya. Karena itu dalam setiap peribadatan, puji-pujian selalu mendapat porsi yang cukup banyak selain pemberitaan firman Tuhan. Hal itu menandakan bahwa pujian merupakan bagian penting dalam kehidupan orang percaya.
Lalu, mengapa kita memuji Tuhan? Tuhan sangat menikmati puji-pujian yang dinaikkan oleh umat-Nya, karena itu Ia selalu hadir dan bertakhta di atas pujian kita. Meski berada di situasi sulit dan sepertinya kegelapan pekat mengelilingi hidup, biarlah kita tetap memuji-muji Tuhan, karena ketika kita melakukannya Tuhan akan hadir melawat kita. Kehadiran-Nya pasti membawa dampak luar biasa dalam kehidupan kita: Memulihkan, menyembuhkan, menolong bahkan memberkati kita.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Mengapa Kita MEMUJI TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 135:1-21. Sahabat, Mazmur 135 secara ritmis menyenandungkan pujian untuk kemuliaan nama Tuhan, yakni sebuah ungkapan pujian yang sangat dikenal dan gampang dihafal oleh umat. Itulah mengapa Mazmur 135 termasuk jenis kidung ziarah yang mengajak banyak orang, imam dan umat semuanya mendengarkan panggilan dan melibatkan diri dalam irama memuji nama Tuhan (ayat 1-3).
Sahabat, mengapa memuji nama Tuhan menjadi seruan penting dalam melakukan ziarah? Menyerukan nama Tuhan adalah salah satu cara mendekati Sang Sumber Kehidupan. TUHAN (Yahweh) adalah sebutan untuk Allah Pencipta alam semesta. Dengan menyebut nama-Nya berarti kita sebagai ciptaan ingin selalu berelasi dengan Sang Pencipta.
Lalu mengapa Tuhan layak dipuji sedemikian rupa? Pengalaman iman leluhur Israel telah menjadi dasar yang kuat. Tuhan adalah Pencipta sekaligus Pelindung Israel. Sudah terbukti bahwa kuasa-Nya melebihi segala allah dan raja dari bangsa mana pun (ayat 5-12). Tuhan yang membebaskan Israel dari Mesir, memimpin mereka masuk ke Kanaan, dan memelihara mereka untuk selamanya. Pengalaman iman inilah yang terus dipelihara oleh umat lewat ziarah ke Yerusalem.
Paling tidak, dalam satu tahun liturgi, tiga kali umat Israel berziarah. Pada hari raya Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun, umat berziarah dan mengenang penyertaan Tuhan Yang Mahakuasa. Berziarah pada hari raya merupakan sarana efektif supaya nama Tuhan mendapat tempat di dalam hati setiap generasi. “Ya TUHAN, nama-Mu adalah untuk selama-lamanya; ya TUHAN, Engkau diingat turun-temurun” (ayat 13).
Sahabat, Tuhan bukan patung buatan yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhan yang kita puji adalah Allah yang hidup, yang selalu memberikan keadilan dan kasih-Nya kepada umat-Nya. Dia memelihara dan menjaga umat-Nya dalam segala keadaan.
Berkat ketekunan memuji nama Tuhan, niscaya ziarah dalam hidup kita pun makin bermakna. Kemahakuasaan Tuhan, seperti yang disaksikan para leluhur iman, juga bisa kita saksikan di masa kini. Pujilah Nama-Nya yang agung demi memuliakan-Nya.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 15-17?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Saat memuji Tuhan kita memberi kesempatan Tuhan menyatakan kuasa-Nya: Mengubah tangisan menjadi tarian. (pg).