Sahabat, berlaku sombong adalah tindakan yang paling mudah dilakukan orang karena bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun, dengan hanya bermodalkan ucapan. Itulah sebabnya orang menganggap kesombongan perkara sepele, tidak termasuk dosa. Benarkah demikian?
Sesungguhnya kesombongan merupakan dosa yang sering kurang disadari oleh banyak orang, termasuk orang percaya, padahal dosa ini mengantarkan si pelaku kepada kehancuran. Ciri-ciri orang yang berlaku sombong: Merasa diri hebat, paling benar dan patut dihormati. Orang yang berlaku demikian memiliki kecenderungan untuk merendahkan orang lain.
Sadar atau tidak kesombongan akan terus membawa orang kepada dosa-dosa yang lain. Itulah sebabnya orang yang sombong akan mudah sekali marah atau tersinggung apabila keberadaannya kurang dianggap. Karena itulah orang yang sombong sangat suka dipuji dan dihormati (gila hormat). Karena merasa diri hebat dan benar orang yang sombong juga cenderung tidak mau menerima teguran atau kritikan dari orang lain. Karena itu kita sebagai orang percaya, sepatutnya kita tetap rendah hati.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Tetap RENDAH HATI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 131:1-3. Sahabat, Daud memahami bahwa rasa puas diperoleh ketika ia memercayakan hidupnya hanya kepada Allah saja. Dalam doanya di hadapan Allah, ia belajar menenangkan hatinya, berserah dan berharap sepenuhnya hanya kepada Allah (ayat 2-3).
Penyerahan ini yang menjadi alasan mengapa ia dengan berani berkata bahwa ia tidak tinggi hati, tidak memandang dengan sombong, tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar bahkan hal-hal yang terlalu ajaib (ayat 1).
Raja bangsa-bangsa di sekitar Israel dapat dipastikan mengejar hal-hal yang ditolak oleh Daud tersebut. Namun, Daud menjadikan Allah sebagai sandaran jiwanya dan kepuasan batinnya. Dia menyerahkan kehidupannya ke dalam pimpinan Allah. Kepuasannya di dalam Allah inilah yang menjadi alasan bagi keamanan jiwanya. Daud tidak harus membuktikan keunggulannya dibandingkan dengan raja-raja di sekitar Israel. Kerendahan hati dan penyerahan diri kepada Allah inilah yang diungkapkan dalam seruan kepada Israel untuk berharap senantiasa hanya kepada Allah (ayat 3).
Sahabat, sebagai umat Allah, teladan yang diberikan oleh Daud menjadi dasar bagi kita UNTUK TETAP RENDAH HATI. Tidak ada hal yang perlu disombongkan karena segala sesuatu berasal dari Allah dan kita sudah dipuaskan dengan itu.
Kepuasan di dalam Allah membuat kita tidak perlu mengejar kesia-siaan yang umumnya dikejar oleh orang-orang yang belum mengenal Allah. Sesama yang Tuhan tempatkan di sekeliling kita bukanlah saingan untuk menunjukkan superioritas diri. Di dalam kerendahan hati dan penyerahan diri, kita dapat mengajak orang-orang yang ada di sekitar kita untuk turut berharap kepada Allah.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang Sahabat pahami tentang kesombongan? (Amsal 21:4 dan Amsal 6:16-19)
- Nilai hidup apa yang Sahabat petik dari perenunganmu pada hari ini?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.” (Yesaya 2:11)