Sahabat, syukur kepada Tuhan hari ini Ibu Padma, istri saya, berulang tahun yang ke-64. Sebagai rasa syukur dan terima kasih, di hari ulang tahun istri, saya menulis refleksi tentang: “Istri Yang Cakap Lebih Berharga Daripada Permata”
Dia berprofesi sebagai pengajar. Saya sungguh bersyukur dengan istri saya. Dia sungguh-sungguh dapat berperan sebagai penolong bagi saya. Sejak kami pacaran, kami sudah menetapkan bahwa keluarga yang akan kami bentuk akan mengutamakan masalah pendidikan bagi anak-anak kami.
Istri saya dapat mengelola keuangan keluarga dengan baik. Dia mengajak saya untuk berupaya agar pengeluaran rutin setiap bulan tidak lebih besar daripada pendapatan kami. Selain itu kami sepakat bahwa kami beli dengan cara kredit hanya untuk pembelian rumah saja.
Ketika saya masih muda, banyak waktu saya pergunakan untuk pelayanan, istri saya yang lebih banyak berperan dalam mendidik 2 orang anak kami.
Untuk lebih memahami tema tentang: “LEBIH BERHARGA daripada PERMATA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 31:10-31 dengan penekanan pada ayat 10. Sahabat, salah satu fungsi istri adalah penolong bagi suami. Ia memiliki peran dan pengaruh besar dalam keluarga.
Jika di Amsal 31:3, Ibu Lemuel mengingatkan tentang figur istri yang dapat membinasakan seorang raja, maka pada bacaan kita pada hari ini kita diberitahu tentang berkat bagi keluarga yang disebabkan oleh istri yang takut akan Tuhan.
Sahabat, istri yang cakap adalah istri yang tidak ternilai dan lebih berharga dari permata (ayat 10), sebab ia dipercaya oleh suami. Kehadirannya di tengah keluarga menyebabkan suaminya berbahagia, dan ia berbuat baik kepada suaminya sepanjang hidupnya (ayat 11-12).
Dalam aktivitasnya, istri yang cakap mampu melakukan banyak hal. Misalnya, ia mencari bulu domba dan rami, bekerja dengan tangan dan jari-jarinya memegang pemintal (ayat 13, 19). Ia serupa kapal saudagar yang mendatangkan makanan dari jauh (ayat 14).
Selain itu, ia membeli ladang dan mengelolanya (ayat 16). Dengan demikian, ia mempunyai pendapatan yang menguntungkan, dan pelitanya tidak padam pada malam hari (ayat 18). Pada masa itu, hanya orang yang berpenghasilan cukup dapat menyediakan pelita pada malam hari. Berarti usaha keras dari istri yang cakap ini membantu suaminya membuat keluarga tersebut dapat hidup nyaman. Bahkan pada musim dingin mereka tidak usah khawatir dengan salju, karena mereka semua berpakaian rangkap (ayat 21).
Sebagai seorang istri dan ibu, ia menyediakan makanan dan pakaian untuk seisi rumah. Ia memastikan tiada seorang pun berkekurangan (ayat 15, 21). Ia juga membantu dan memperhatikan orang-orang yang tertindas dan miskin (ayat 20). Bukan hanya dalam tindakan, ia memiliki hikmat dalam berbicara dan pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya (ayat 26).
Maka tidak mengherankan kalau ia dipuji oleh suami dan anak-anaknya (ayat 28). Perbuatannya membuat ia dipuji dipintu-pintu gerbang (ayat 31). Ini semua dimungkinkan karena ia adalah istri yang takut akan TUHAN (ayat 30).
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pemahamanmu tentang istri yang cakap.
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jadilah perempuan yang takut akan Tuhan sehingga dapat menjadi berkat bagi keluarga dan orang di sekitar. (pg).