Sahabat, saya kaget, prihatin, dan sedih dengan apa yang sering kita dengar akhir-akhir ini: Bunuh diri, pembunuhan, tawuran, penganiayaan dan tindak kekerasan lainnya yang semakin marak terjadi. Bahkan banyak tindak kekerasan dan pembunuhan seringkali terjadi karena masalah yang sepele, seolah-olah nyawa manusia tidak ada harganya. Lebih miris lagi, banyak kejadian tersebut melibatkan anak muda, remaja bahkan anak-anak yang masih berstatus pelajar.
Sesungguhnya tidak ada harta di dunia ini bisa menggantikan nyawa kita. Jikalau harta seluruh dunia ini dikumpulkan jadi satu, itupun tidak cukup berarti untuk bisa menggantikan nyawa dan hidup kita.
Sahabat, ingatlah: Apapun keadaanmu saat ini: Miskin, kaya, tinggi, pendek, hidung mancung, hidung pesek, sehat, sakit, hitam, atau putih, Tuhan mengasihimu semua. Hidupmu sangat berharga di mata-Nya.
Untuk lebih memahami topik tentang: “SANGAT BERHARGA di Mata TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 116:1-19 dengan penekanan pada ayat 15. Sahabat, Pemazmur mengemukakan pengharapannya kepada Tuhan yang ia percayai bahwa Ia mendengar doanya dan tahu tentang keadaannya (ayat 1-4). Kemudian, ia menyatakan apa yang dipercayainya tentang sifat Allah yang pengasih, adil, dan pemelihara (ayat 5-6).
Pemazmur juga menyampaikan apa yang telah Ia perbuat juga sebagai dasar bagi dia untuk percaya (ayat 7-10). Ia tidak menaruh pengharapannya pada manusia karena baginya semua manusia adalah pembohong. Ia hanya percaya dan berharap kepada Tuhan. Karena itu, ia berusaha menyenangkan hati Tuhan (ayat 12-14, dan 16-19).
Sahabat, bagi Pemazmur, walau seandainya ia harus mengalami kematian karena Tuhan tidak meluputkannya dari maut, ia tetap memercayai bahwa kematiannya itu juga adalah kehendak Tuhan dan sesuatu yang berharga di mata Tuhan.
Fakta yang kita temui sampai dengan hari ini barangkali adalah apa yang disampaikan Pemazmur hanya sebatas pengharapan kita kepada Tuhan dan biasanya hanya diucapkan di tengah-tengah dukacita karena kematian seseorang dengan mengutip ayat yang berbunyi, “Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya” (ayat 15).
Ayat 15 menuntun kita dalam merespons kasih Allah yang memandang kita sebagai pribadi yang berharga. Kita ditantang untuk lebih memercayai-Nya dengan apa yang telah, sedang, dan akan Ia lakukan bagi kita sampai kita semua bertemu kembali dengan-Nya.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa saja yang dilakukan oleh Pemazmur karena Ia mengasihi Tuhan? (Ayat 1-4)
- Sifat-sifat Tuhan seperti apa yang digambarkan Pemazmur dalam ayat 5-6?
- Apa yang akan dilakukan oleh Pemazmur sebagai respons atas kebaikan, kemurahan, dan kesetiaan Tuhan? (ayat 12-14 dan 16-19)
Selamat sejenak merenung. Mari kita daraskan ayat berikut ini: “Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya.” (Mazmur 117:2). (pg)