MUKJIZAT: Bagian Tuhan

MUKJIZAT: Bagian Tuhan

Sahabat, coba kita amanati, ketika kita merayakan ulang tahun gereja, maka hampir pasti akan disampaikan tentang Sejarah Gereja. Banyak hal akan diungkap, sejak awal gereja dirintis sampai saat ulang tahun gereja dirayakan.

Hal yang paling ditonjolkan adalah campur tangan Tuhan dalam perjalanan pelayanan gereja. Banyak hal yang patut disyukuri dan dinyatakan. Salah satu pernyataan kita sebagai komunitas orang percaya: Bahwa sesungguhnya MUKJIZAT itu merupakan bagian Tuhan.

Untuk lebih memahami topik tentang: “MUKJIZAT: Bagian Tuhan”,  Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 114:1-8.  Sahabat, dengan gaya sastra yang unik dan apik, Mazmur 114 menceritakan kembali bagaimana bangsa Israel keluar dari Mesir. Untuk membawa bangsa Israel ke Tanah Perjanjian, Allah membelah Laut Teberau (Keluaran 14:21-31) dan menghentikan aliran Sungai Yordan (Yosua 3:16). Hampir setiap gunung yang dilewati menyimpan kenangan ajaib, khususnya ketika gunung batu yang keras memancarkan air untuk diminum (Keluaran 17:6).

Sahabat, Mazmur 114 menjadi menarik karena Pemazmur menceritakan kedahsyatan peristiwa tersebut dengan bertanya kepada alam, tentang apa yang membuat mereka (laut, sungai, gunung, dan bukit) bereaksi sedemikian dahsyat (ayat 5-6).

Tanpa perlu dijawab, semua orang sudah tahu jawabannya: Tuhan semesta alamlah yang menggerakkan mereka. Walaupun demikian, pertanyaan Pemazmur membawa kita untuk menantikan jawaban maupun pengakuan alam terhadap kedahsyatan Tuhan.

Dengan pertanyaan: “Ada apa …?”, jawaban yang diharapkannya merujuk pada suatu peristiwa (ayat  5). Peristiwa itu adalah penyelamatan umat Allah; ada umat Allah yang akan lewat. Pemazmur hendak menegaskan bahwa agar umat-Nya selamat, Allah tidak segan-segan mengadakan keajaiban alam. Tidakkah hal tersebut seharusnya menyadarkan kita: Betapa pentingnya keselamatan kita di hadapan Allah?

Sahabat, hidup kita adalah perjalanan pembebasan dan penyelamatan oleh Allah. Sayangnya, kita sering lalai memerhatikan bagaimana Allah mengatur keadaan sekitar untuk menyelamatkan kita. Sering kali fenomena alam dimaknai sebagai hukuman Tuhan. Bagi orang Mesir, laut terbelah adalah penghancuran besar-besaran, dan aliran sungai yang terhenti adalah bencana bagi kehidupan orang Kanaan. Sebaliknya, bagi orang Israel, kedua keajaiban itu adalah peristiwa yang menyelamatkan.

Belajar dari perjalanan orang Israel, baiklah kita mengimani bahwa Tuhan membawa kita pada keadaan yang lebih baik. Selain itu, setiap peristiwa yang terjadi, yang Tuhan izinkan untuk kita alami merupakan cara Tuhan untuk melapangkan jalan kita kepada-Nya.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Keyakinan apa yang perlu kita pegang erat-erat sebagai orang percaya? (Markus 9:23)
  2. Mengapa kita tidak boleh membiarkan ketakutan menguasai hidup kita? (Yesaya 51:10)

Selamat sejenak merenung. Ingatlah: Tidak ada yang terlalu sukar bagi Tuhan, karena Dia Tuhan yang Mahakuasa! (pg).

Renungan Lainnya