BEDA darI YANG LAIN

BEDA darI YANG LAIN

Sahabat,  ada cukup banyak orang percaya yang tidak suka dan  merasa alergi  jika membaca renungan tentang ketaatan, karena yang ada di pikirannya,  ketaatan selalu identik dengan larangan-larangan:  Tidak boleh ini,  tidak boleh itu, sesuatu yang tidak boleh dilanggar, yang jika dilanggar ada sanksinya.

Karena itu tidaklah mengherankan jika kita lebih suka membaca renungan tentang berkat, keberhasilan, kemenangan, pemulihan, kesembuhan, mukjizat dan sebagainya.  Sebenarnya yang harus kita sadari,   bahwa berkat, keberhasilan, kemenangan, pemulihan, kesembuhan, mukjizat adalah dampak atau upah dari ketaatan seseorang dalam melakukan firman Tuhan.

Sahabat, kehidupan pada zaman Nuh tidak jauh beda dengan kehidupan kita di akhir zaman ini: Moral manusia sangat merosot, kejahatan merajalela di mana-mana, sampai disebutkan bahwa Tuhan sangat marah melihat dosa manusia saat itu. Namun, hal tersebut  tidak berlaku bagi Nuh. Dia tetap mampu menjaga kesucian hidupnya di tengah-tengah kehidupan manusia yang menyimpang dari jalan-jalan Allah. Nuh membuat pilihan hidup yaitu hidup TAAT, Dia berani tampil beda dari yang lain.

Untuk lebih memahami topik tentang: “BEDA dari YANG LAIN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 6:9-22. Sahabat, secara khusus riwayat Nuh diceritakan dengan agak rinci. Nuh disebutkan sebagai pribadi yang taat kepada Tuhan (ayat 9). Ia memiliki tiga orang anak, yaitu: Sem, Ham, dan Yafet (ayat 10). Kepadanya Tuhan memerintahkan agar Nuh membuat bahtera yang besar dan bertingkat (ayat 15). Itu sebabnya kapal itu harus menggunakan kayu yang kuat (ayat 14). Tuhan juga memerintahkan agar Nuh, istri, anak-anaknya, dan segala makhluk hidup lainnya diambil berpasang-pasangan untuk masuk ke dalam bahtera.

Allah telah membuat keputusan untuk mengakhiri kekerasan dan kejahatan di bumi. Hanya saja tidak semuanya akan dibinasakan. Nuh dan keluarganya merupakan salah satunya. Nuh, seorang yang benar dan tidak bercela, justru menjadi jalan untuk menyelamatkan makhluk hidup lainnya. Kesalehan Nuh terlihat dalam kehidupan ibadah maupun sosialnya. Kemampuan yang luar biasa itu, seperti juga pada diri Henokh, terletak pada kehidupan Nuh yang bergaul dengan Allah (ayat 9). Hal itu terlihat ketika Nuh diminta oleh Tuhan membuat bahtera besar. Nuh menaati dan melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan (ayat 22).

Sahabat, ketaatan adalah harga mati bagi seseorang yang  ingin menikmati penggenapan janji Tuhan!  Ketaatan bukanlah sebatas larangan untuk melakukan sesuatu atau keharusan melakukan sesuatu, tetapi merupakan keseluruhan gaya hidup yang harus dimiliki setiap orang percaya.  Ketika ketaatan sudah menjadi gaya hidup dalam diri seseorang, maka melakukan firman Tuhan bukan lagi menjadi suatu beban atau hal yang memberatkan, melainkan menjadi sebuah kesukaan.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang menjadi kunci, Nuh begitu istimewa di mata Tuhan? (Ayat 9)
  2. Bagaimana keadaan dunia pada Zaman Nuh? (Ayat 11 dan 12).

Selamat sejenak merenung. Ingatlah: Karena ketaatannya, Nuh dan keluarganya diluputkan dari bencana air bah! (pg)

Renungan Lainnya