Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kaba? Semoga semakin sehat dan semakin segar. Salah satu aktivitas yang menyehatkan di usia lanjut adalah bercocok tanam. Saya dan istri senang bercocok tanam kecil-kecilan. Menanam biji-biji buah yang sering kami makan. Ada yang tumbuh dengan baik dan ada yang tidak. Nah, kalau kita menanam pohon buah-buahan, tentu kita sangat senang ketika pohon yang kita tanam itu berbuah, apalagi kalau berbuah lebat.
Saudara, hampir setiap orang yang bercocok tanam tentunya berharap bahwa benih yang ditanamnya itu bukan sekadar tumbuh dan berdaun lebat, melainkan dapat menghasilkan buah, “Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. …” (Lukas 6:44a). Inilah kerinduan Tuhan bagi orang percaya yaitu kehidupan yang berbuah. Apabila kita berbuah banyak, maka Bapa dipermuliakan di dalam hidup kita, “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yohanes 15:8)
Bagaimana caranya supaya kita bisa berbuah? “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:4). Untuk menegaskan hal ini, kata tinggal
ditulis sampai sepuluh kali dalam sepuluh ayat pertama dari Yohanes pasal 15.
Tinggal di dalam Tuhan berarti taat melakukan firman-Nya. Ketaatan kita melakukan firman Tuhan itu adalah buah-buah Roh. Inilah yang dinilai dunia! Orang percaya yang berbuah adalah yang hidupnya jadi kesaksian yang baik bagi orang-orang di luar Tuhan. Kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus berpesan “supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,“ (Filipi 2:15). Inilah tugas yang harus kita emban sebagai orang percaya , yaitu memiliki kehidupan yang bercahaya di tengah dunia yang penuh kegelapan ini.
Selain itu, untuk dapat bertumbuh dan berbuah, akar pohon juga harus merambat masuk ke dalam tanah, dan semakin dalam akar itu menembus tanah semakin memungkinkan untuk mencapai sumber air dan mendapatkan sari-sari makanan yang dibutuhkan. Begitu pula kerinduan rohani kita, untuk dapat bertumbuh dan berbuah, kita perlu berakar kuat secara mendalam di dalam firman Tuhan. Hal mendasar yang harus dilakukan untuk dapat berakar kuat di dalam firman Tuhan adalah miliki hati yang merespons dengan benar terhadap firman Tuhan, “…terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, …” (Yakobus 1:21). Hati kita ini ibarat tanah yang siap ditaburi benih firman, karena itu kondisi hati kita sangat menentukan apakah benih firman itu dapat bertumbuh dengan baik atau tidak. Hati yang lemah lembut adalah gambaran tanah yang gembur, mau dibentuk, dan selalu terbuka terhadap teguran: “Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.” (Amsal 15:31). Ingatlah! Jerih lelah kita untuk melayani Tuhan dan sesama, apa pun bentuknya, tidak akan pernah sia-sia!“…Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.” (Ibrani 6:10). GBU & Fam. (pg)