Betapa BESAR dan MULIA Tuhanku

Betapa BESAR dan MULIA Tuhanku

Carl Boberg penulis lagu “How Great Thou Art” sangat mengagumi keindahan dan kedahsyatan alam ciptaan Tuhan, yang menggambarkan kebesaran dan kemuliaan Sang Pencipta.

Sahabat, sesungguhnya segala sesuatu yang ada di atas muka bumi ini tidak terjadi secara kebetulan dan bukan sekadar rangkaian kejadian atau peristiwa, tetapi semua ada dalam kendali Tuhan, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.

Alam raya dan semua yang ada di dalamnya diciptakan Tuhan dengan suatu maksud yang indah, karena Dia adalah arsitek Mahadahsyat yang tiada taranya dalam merancang dan mencipta.  Alam semesta dan cakrawala Tuhan ciptakan dengan penuh semarak dan demikian indahnya, dan Ia pun puas melihat hasil karya-Nya itu,  “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.”  (Kejadian 1:31-a)

Untuk lebih memahami topik tentang: “Betapa BESAR  dan MULIA Tuhanku”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 104:1-9. Sahabat, alam merupakan ciptaan Tuhan yang sangat indah. Melalui alam, Tuhan memberikan pengajaran kepada kita mengenai siapakah Dia dan siapakah manusia.

Dia adalah Sang Pencipta, sedangkan manusia adalah ciptaan yang dikasihi-Nya. Saat kita sungguh-sungguh menikmati dan memerhatikan alam, kita dapat merasakan kekaguman kepada Tuhan. Kekaguman tersebut membawa jiwa kita bersyukur dan mulut menaikkan pujian, sebagaimana yang dialami oleh Pemazmur.

Sahabat, Mazmur 104 merupakan  mazmur pujian kepada Tuhan. Pujian itu didasarkan pada kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam semesta secara teratur dan memberikan makna bagi kehidupan manusia di dunia ini. Saat manusia bertanggung jawab menjaga dan memelihara dunia ini, berarti manusia telah merawat keharmonisan relasi dengan Allah melalui ciptaan-Nya. Inilah yang disebut kesatuan yang utuh antara Allah, manusia, dan alam. Itu sebabnya, Pemazmur menyatakan sukacitanya kepada Tuhan (ayat 1).

Kebesaran Tuhan terwujud dalam kemuliaan-Nya (ayat 1-2) dan kuasa-Nya (3-9). Dalam kemuliaan-Nya, kebesaran Tuhan tergambarkan melalui terang yang semarak dan langit yang membentang. Begitu semarak dan luas membentang, tak seorang pun yang dapat mengukur batas kebesaran Allah. Demikianlah Pemazmur menggambarkan kebesaran Tuhan yang mulia.

Sahabat, dalam kuasa-Nya, kebesaran Tuhan diperlihatkan dengan gambaran awan-awan sebagai kendaraan-Nya (ayat 3), angin sebagai pesuruh-Nya (ayat 4), nyala api sebagai pelayan-Nya (ayat 4). Begitu besarnya kekuasaan Tuhan sehingga Ia mampu mendasarkan bumi hingga tak goyah (ayat 5) dan menyelubunginya dengan samudera raya (ayat 6). Air pun taat pada hardikan-Nya (ayat 7-8) dan batasan yang ditentukan-Nya (ayat 9).

Langit, terang, air, awan, api, samudera raya, semuanya itu seakan-akan menjadi saksi bisu dari kebesaran-Nya. Karena alam semesta merefleksikan kemuliaan Tuhan. Marilah kita bersyukur karena kita memiliki Allah yang Mahabesar, baik dalam kemuliaan-Nya maupun kuasa-Nya. Syukur kepada Allah atas kebesaran dan kemuliaan-Nya.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:

  1. Apa respons kita ketika kita menyadari betapa Tuhan telah menciptakan kita secara dahsyat dengan rancangan-rancangan yang luar biasa? (Mazmur 139:14-16)
  2. Apa dampaknya bagi kita ketika kita menyadari bahwa kita diciptakan sesuai dengan rencana-Nya? (Mazmur 139:6)

Selamat sejenak merenung. Tuhan Yesus menolong dan memberkati.  (pg)

Renungan Lainnya