Christ for all, all for Christ

Christ for all, all for Christ

Sahabat, masih dalam rangka menyambut Yubileum Christopherus, hari ini saya mengangkat topik dari moto pelayanan Yayasan Christopherus: Christ for all, all for Christ.

Melalui wawancara dengan Bapak Ev. Andreas Christanday, pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Christopherus, saya mendapat penjelasan mengapa Christ for all, all for Christ menjadi moto pelayanan Yayasan Christopherus.

Pertama, Christ for all, all for Christ merupakan prinsip hidup dan pelayanan Christopherus.  Prinsip tersebut menjadi dasar Bapak Andreas menjawab panggilan hidupnya secara konsisten dan konsekuen.

.

Kedua, “all” (semua) menggambarkan pelayanan Yayasan Christopherus yang bersifat holistik (utuh). Ketiga. “all” menggambarkan pelayanan Yayasan Christopherus yang bersifat interdenominasi. Pelayanan Yayasan Christopherus didukung oleh gereja-gereja dan melayani untuk gereja-gereja.

Keempat, “all”  juga berarti semua telenta, semua bangsa dan suku bangsa juga semua gender dan usia. Kelima, akhirnya “all” mencerminkan bahwa segala sesuatu dari Tuhan, oleh Tuhan, dan kepada Tuhan: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Roma 11:36).

Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang: “Christ for all, all for Christ”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari  2 Korintus 5:11-21 dengan penekanan pada ayat 14-15. Sahabat, pada zaman ini manusia semakin berfokus kepada dirinya sendiri. Tren seperti swafoto (selfie) membuat manusia semakin memuji diri sendiri dan puas terhadap keakuannya.


Mari kita sadari bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan. Kita menjalaninya dengan kekuatan dan pengaturan dari Tuhan hingga kelak kita menghadap kepada-Nya. Hidup kita telah ditebus dengan bayaran yang sangat mahal, yang tidak terbeli secara materi karena dibayar dengan darah Kristus di kayu salib. Dengan demikian, sudah seharusnya kita tidak hidup untuk diri sendiri, melainkan juga untuk Tuhan dan sesama demi kemuliaan nama Tuhan (ayat 15).

Sahabat, secara tidak sadar manusia hidup hanya untuk dirinya sendiri. Mereka berusaha mencukupi kebutuhan sendiri, dan sedapat mungkin hanya berelasi dengan orang lain untuk sesuatu yang menguntungkan dirinya. Karena Kristus telah mati untuk semua orang, baiklah semua potensi diri,  kita baktikan untuk kemuliaan Tuhan.

Siapa pun yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru (ayat 17). Ia akan bermegah karena kemuliaan Allah, mampu menguasai diri, dan mengakui adanya kuasa dari kasih Kristus. Seperti inilah diri kita yang semestinya ketika kita percaya kepada Tuhan. Kita tidak ingin berdamai dengan keinginan daging yang memaksa kita melakukan berbagai hal yang tidak disukai Tuhan. Kita hanya mau berdamai dengan Allah, sehingga segenap pelayanan kita terima dari Kristus dan kita jalankan dengan penuh ketaatan.

Mari kita menghayati kasih Tuhan di dalam hidup kita dan menjalani hidup dengan senantiasa bertanya mengenai kehendak-Nya terhadap hidup kita. Kita layak bersyukur atas pengurbanan-Nya dan bersungguh-sungguh mempersembahkan hidup kita untuk melayani sesama demi kemuliaan Tuhan.

Sahabat, kita sebagai anggota keluarga besar Christopherus, semoga menjadikan moto pelayanan Christopherus: “Christ for all, all for Christ” menjadi moto hidup kita masing-masing. (pg) 

Renungan Lainnya