Pujilah dan Taatilah Tuhan

Pujilah dan Taatilah Tuhan

Memuji Tuhan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan orang percaya. Mengapa? Memuji Tuhan adalah perintah Tuhan, dan sebagai anak-anak-Nya kita harus taat melakukannya  (Ibrani 13:15). Selain itu bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah (Mazmur 147:1).

Sahabat, Tuhan sangat menikmati puji-pujian yang dinaikkan oleh umat-Nya, karena itu Ia selalu hadir dan bertakhta di atas pujian kita.  Meski berada di situasi sulit dan sepertinya kegelapan pekat mengelilingi hidup kita biarlah kita tetap memuji-muji Tuhan, karena ketika kita melakukannya Tuhan akan hadir melawat kita.  Kehadiran-Nya pasti membawa dampak luar biasa dalam kehidupan kita:  Memulihkan, menyembuhkan, menolong bahkan memberkati kita.  Karena itu pujilah dan taatilah Tuhan.

Untuk lebih memahami topik tentang: “Pujilah dan Taatilah Tuhan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 95:1-16. Sahabat,  memuji Allah wajib dilakukan orang percaya. Pemazmur mengajak bangsa Israel bersorak-sorai dan sujud menyembah-Nya. Pemazmur mengajak umat menyembah Tuhan karena Ia adalah Allah dan Raja yang besar. Namun, Mazmur 95 tidak hanya mencakup ajakan untuk memuji, tetapi juga nasihat untuk menaati peringatan Allah.

Peringatan yang diberikan tidak main-main sebab peringatan tersebut berasal dari Allah. Di bagian awal Mazmur 95, Pemazmur mengajak umat memuji Allah (ayat 1-7a). Akan tetapi, mulai dari ayat 7b, bangsa Israel dituntun untuk mendengarkan peringatan dari Allah. Seruan Allah dalam Mazmur 95 mengingatkan bangsa Israel dalam tiga hal:

Pertama, jangan keras kepala dan bebal (ayat 8). Artinya, seruan dan peringatan Allah harus direspons dan tidak boleh diabaikan. Tindakan mengabaikan peringatan Allah sama artinya membangkang dan melawan Tuhan. Sikap ini yang dilakukan oleh leluhur bangsa Israel dalam peristiwa di Masa dan Meriba.

Kedua, jangan mencobai Tuhan (ayat 9). Apa perbedaan besar antara menguji dan mencobai? Motif menguji selalu mencari bukti terhadap suatu kebenaran, sedangkan motif mencobai adalah menyangkal kebenaran sebagai fakta yang valid. Dalam hal ini, leluhur bangsa Israel telah mencobai Allah di Masa dan Meriba karena mereka bukan hanya menolak kebenaran yang telah dialami, tetapi juga mau mengatur Allah untuk tunduk kepada keinginan mereka.

Ketiga, jangan sesat hati (ayat 10). Kata “sesat hati” bisa dipahami sebagai hati yang tidak lurus, memberontak, dan penuh tipu muslihat. Inilah yang menjadi inti permasalahan leluhur bangsa Israel yang dengan sengaja dan berulang-ulang mengabaikan jalan Allah. Akibatnya, Allah membinasakan satu generasi bangsa Israel yang keluar dari Mesir, kecuali keluarga Yosua dan Kaleb.

Sahabat, berdoalah agar kita tidak hanya memuji Allah, tetapi juga dibarengi dengan ketaatan kepada-Nya. Karena itu, marilah saat ini kita belajar untuk terus taat kepada Allah sembari memuji kebaikan dan kebesaran-Nya dalam hidup kita hari lepas hari. 

Berdasarakan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pelajaran apa saja yang engkau dapatkan. Mengapa Allah merasa jemu dengan umat-Nya? (Ayat 10). Selamat sejenak merenung. Tuhan menolong dan memberkati. (pg).

Renungan Lainnya