BULATKANLAH HATIKU untuk TAAT

BULATKANLAH HATIKU untuk TAAT

Sahabat, kehidupan orang percaya sungguh-sungguh tidak bisa dipisahkan dari ketaatan, sebab kita harus hidup dalam kehendak Tuhan, bukan kehendak diri sendiri.  Jadi harus ada penyangkalan diri!  Seringkali kita taat asal itu menyenangkan hati dan menguntungkan kita. 

Bila harus berkorban dan itu sakit bagi daging, kita akan memberontak dan menolak untuk taat.  Tuhan menghendaki kita untuk taat  dengan bulat hati. Tuhan menghendaki kita taat dalam segala perkara.

Ingatlah  selalu ada upah bagi orang-orang yang taat.  Karena itu sebagai orang percaya hendaknya kita belajar taat kepada Tuhan:  Memahami kehendak-Nya dan melaksanakan firman-Nya dengan sungguh-sungguh. Percayalah!  Ketika kita hidup dalam ketaatan kita akan memperoleh berkat dan mengalami mukjizat dari Tuhan. Mari kita bulatkan hati untuk taat. 

Untuk lebih memahami topik tentang: “BULATKAN HATIKU untuk TAAT”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 86:1-17 dengan penekanan pada ayat 11. Sahabat, sama seperti manusia pada umumnya, Daud pun pernah mengalami pergumulan dan penderitaan dalam hidupnya. Dia pernah berada dalam beratnya kesesakan (ayat 7).

Dalam kesesakan hidup tidak ada hal lain yang dapat dilakukan oleh Daud, selain berseru dan berdoa memohon pertolongan Tuhan. Melalui seruan dan doanya, kita mendapati bahwa Daud sungguh-sungguh berharap kepada Allah. Hal itu tampak dari perkataan Daud: “Sendengkanlah telinga-Mu; peliharalah nyawaku; pasanglah telinga kepada doaku.”  (ayat 1, 2, dan 6)

Doa dalam kesesakan ini dipanjatkan Daud dengan penuh keyakinan kepada Tuhan. Sekalipun belum menerima jawaban atas doanya, tetapi Daud sama sekali tidak memiliki keraguan terhadap Tuhan. Ia berkata, “…, sebab Engkau menjawab Aku” (7).

Selanjutnya Daud berdoa, “Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.”  (ayat 11).

Sahabat, ketaatan membuka kesempatan bagi kita untuk mengalami dan merasakan campur tangan Tuhan.  Jangan taat hanya karena kita sedang dalam masalah dan pergumulan yang berat, lalu ketika keadaan membaik kita sudah tidak lagi taat kepada Tuhan;  atau kita taat karena kita sungkan kepada hamba Tuhan dan supaya dilihat dan dipuji oleh orang.  Sia-sialah ketaatan yang demikian!  Biarlah ketaatan kita kepada Tuhan didasari oleh karena kita takut akan Dia dan sangat mengasihi-Nya. Mari bulatkan tekad untuk taat.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, Sahabat, tolong jelaskan mengapa Daud berdoa minta pertolongan kepada Allah? (Perhatikan ayat 1, 2, 14, 7, dan 8). Selamat sejenak merenung. Mari kita berdoa, “Bapa, dengarkanlah seruanku pada masa sesak yang mengimpitku.” (pg).

Renungan Lainnya