Memercayakan PEPERANGAN ROHANI kepada ALLAH
Sahabat, Rasul Paulus menggambarkan bahwa kehidupan rohani orang percaya seperti berada di medan peperangan. Selama hidup di dunia ini kita akan terus berperang melawan Iblis. Bukan peperangan yang bersifat jasmani, di mana musuh terlihat dan dapat diukur kekuatannya, melainkan peperangan yang bersifat rohani. Jadi musuh kita tidak kelihatan secara kasat mata (Efesus 6:12).
Peperangan inilah yang sangat sulit, karena bisa berlansung kapan saja dalam waktu 24 jam dan di mana saja. Kita juga tidak tahu secara pasti kapan musuh itu akan datang dan menyerang kita, yang jelas dan pasti si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8). Kita tidak boleh lengah sedikit pun dan harus ekstra waspada dan hati-hati terhadap segala bentuk serangan iblis, karena lengah berarti membuka peluang Iblis untuk menang.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Memercayakan PEPERANGAN ROHANI kepada ALLAH, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 76:1-13. Sahabat, dalam Perjanjian Lama, umat Israel sangat paham bahwa Allahlah yang maju memerangi para musuh mereka (bdk. Yosua 24:12-13).
Demikian juga Mazmur 76 menggambarkan hal yang sama. Pemazmur melihat Allah sebagai Pahlawan Perang yang perkasa. Ia mematahkan panah berkilat, perisai, pedang, dan alat perang (ayat 4). Orang-orang yang berani dan gagah perkasa dari pihak musuh kehilangan kekuatannya dan mereka dijarah oleh Allah (ayat 6). Sebegitu perkasanya, Allah cukup menghardik dan semua musuh serta kuda mereka tertidur lelap (ayat 7). Semua pemimpin atau pun raja patah semangat dan tidak tahan menghadapi murka Allah (ayat 8 dan 13). Bahkan, bumi pun takut dan tertegun mendengar keputusan-Nya (ayat 9). Ternyata, murka Allah itu ditujukan untuk menyelamatkan semua orang yang tertindas di bumi (ayat 10). Karenanya, Pemazmur menutup mazmurnya dengan meminta umat membayar nazar dan memberikan persembahan kepada Tuhan yang ditakuti (ayat 12).
Sahabat, Pemazmur menekankan bahwa dalam setiap peperangan, Allah yang berperang bagi umat-Nya. Di tangan Allah yang perkasa, musuh mereka yang begitu kuat kehilangan kuasanya dan mudah ditaklukkan. Karena itu, umat perlu bersyukur kepada Allah yang memenangkan peperangan bagi mereka. Hal senada juga ditegaskan oleh Rasul Paulus bahwa peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan roh-roh jahat di udara (Efesus 6:12).
Secara manusia kita tidak akan mampu menang melawan serangan Iblis, tetapi bersama Tuhan kita akan dapat mengalahkan Iblis beserta pasukannya. Jadi kita harus kuat di dalam Tuhan, yang artinya kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Ada dua fungsi alat perlengkapan perang itu yaitu perlengkapan untuk bertahan dan perlengkapan untuk menyerang. Perlengkapan untuk bertahan adalah iman, yang berfungsi sebagai perisai (Efesus 6:16); sedangkan perlengkapan untuk menyerang adalah firman Tuhan (Ibrani 4:12 a-b).
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong bagikan pengalamanmu pribadi apa saja yang telah kamu lakukan agar dapat mengalami kemenangan dalam peperangan rohani dari hari ke hari. Selamat sejenak merenung. Mari kita berdoa, “Bapa, ajarkan kami untuk mengerti bahwa hidup adalah medan peperangan rohani. (pg)