LEMBUT HATINYA
Sahabat, ada cukup banyak orang percaya yang kurang menyadari bahwa hidup kekristenan adalah sebuah proses pembelajaran untuk menjadi serupa dengan Kristus. Apalah artinya menyebut diri sebagai murid Kristus, apabila dalam kehidupan sehari-hari karakter dan perilaku kita sama sekali tidak mencerminkan Kristus atau tidak meneladani bagaimana Kristus hidup.
Salah satu sifat Kristus yang patut diteladani adalah kelembutan hati-Nya. Kristus sangat mengedepankan pantang kekerasan. Dia tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, sebaliknya Ia mengasihi orang yang berbuat jahat kepada-Nya, bahkan terhadap orang-orang yang meludahi-Nya, menghujat-Nya, mencambuk-Nya dan bahkan menyalibkan-Nya, Ia justru berdoa bagi mereka dan memohonkan pengampunan kepada Bapa (Lukas 23:34).
Untuk lebih memahami topik tentang: “LEMBUT HATINYA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 12:1-16 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, lemah lembut dapat berarti mudah dibentuk, lentur, tidak kaku. Juga, menundukkan diri pada kehendak Allah. Musa disebut sebagai orang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas bumi (ayat 3).
Itu bukan berarti Musa tidak pernah marah. Ia sering marah dan dosa terbesarnya juga karena marah. Namun, ia punya ketrampilan untuk menahan diri dan bersikap lemah lembut pada saat yang tepat. Ketika ditentang oleh Miryam dan Harun, ia tidak membela dirinya. Ia tidak reaktif. Ia tidak emosi. Tuhanlah yang membela Musa dengan memaparkan keistimewaannya di hadapan Miryam dan Harun (ayat 6-8).
Sahabat, Miryam mendapatkan hukuman berupa penyakit kusta (ayat 10). Kusta adalah simbol tulah atau hukuman Tuhan. Orang kusta harus dikucilkan. Melihat itu, Harun memohon agar mereka dilepaskan dari hukuman (ayat 11). Tanpa menunda-nunda, Musa pun berseru kepada Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.” (ayat 13). Hati Tuhan tertuju kepada Musa dan Tuhan mengindahkan permohonannya. Tuhan tetap menghukum Miryam, tetapi hanya sepanjang 7 hari (ayat 14). Itulah bukti kelemahlembutan Musa. Di satu sisi, ia sama sekali tidak merasa bersukacita atas pembalasan yang dilakukan Tuhan terhadap saudaranya; di sisi lain, ia tetap tunduk kepada kehendak-Nya.
Sebagai murid Kristus, terimalah perintah untuk hidup sama seperti Kristus hidup (1 Yohanes 2:6), walaupun untuk memiliki kelembutan hati seperti Kristus tidak mudah, diperlukan proses dan hati yang mau tunduk kepada pimpinan Roh Kudus.
Sesungguhnya ketika kita punya kelembutan hati, mengasihi dan mengampuni orang yang bersalah kepada kita, sesungguhnya kita sedang membiasakan diri untuk mengenakan pribadi Kristus!
Sahabat, mata Tuhan tertuju kepada orang-orang yang lembut hatinya. Tuhan sendiri yang akan menjagai kehidupan kita. Tuhan sendiri yang akan membela kita. Tuhan Yesus bersabda: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.” (Matius 5:5)
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikan bagaimana sikap hatimu ketika ada orang menyinggung perasaanmu? Bagaimana sikap hatimu ketika orang berbicara hal yang buruk tentang dirimu? Selamat sejenak merenung. Mari kita terus belajar sehingga kita dapat memiliki kelembutan hati. (pg)