Di sebuah dusun yang gemah ripah loh jinawi, hiduplah tujuh orang kakak beradik, laki-laki semua. Kedua orangtua mereka sudah dipanggil Tuhan. Setiap hari, enam orang bersaudara tersebut pergi ke ladang dan si bungsu tinggal di rumah. Selama kakaknya bekerja, ia membersihkan rumah dan memasak. Jadi, waktu saudaranya pulang, mereka bisa langsung menikmati makanan dan beristirahat.
Sahabat, suatu ketika, kakak kedua melihat bahwa setiap kali mereka sampai di rumah, tubuhnya begitu kotor oleh lumpur dan sangat letih. Sebaliknya, sang adik, si bungsu terlihat santai, tidak dibebani banyak pekerjaan. Akhirnya, ia menyuruh adiknya itu ikut ke ladang juga. Tapi, saat tiba di rumah sore harinya, mereka semua mendapati tidak ada makanan di meja, rumah pun tak terurus, berantakan.
Untuk lebih memahami topik tentang: “SEMUA dibutuhkan SEMUA penting”, Bacaan Sabda pada hari saya ambil dari Kitab Bilangan 3:1-51. Sahabat, Tuhan mengkhususkan suku Lewi untuk pelayanan di kemah suci, mendukung pelayanan keimaman yang dipercayakan kepada keluarga Harun. Oleh karena itu orang Lewi tidak dipersiapkan untuk berperang melainkan untuk memastikan pelayanan ritual kemah suci yang diselenggarakan para imam dapat dilangsungkan dengan baik dan benar.
Kekhususan suku Lewi ini ada hubungannya dengan penebusan Tuhan atas putra sulung dari bangsa Israel ketika mereka akan keluar dari Mesir. Semua putra sulung Mesir dibinasakan, sementara putra-putra sulung Israel diselamatkan (Keluaran 11-12) . Artinya, semua putra sulung Israel ialah milik Tuhan untuk melayani Tuhan di kemah suci-Nya. Maka, seluruh suku Lewi mewakili putra-putra sulung suku-suku lainnya untuk melayani Tuhan (ayat 12-13, 45).
Pelayanan kaum Lewi diaturkan berdasarkan puak-puak (golongan-golongan) mereka, Gerson, Kehat, dan Merari. Setiap puak memiliki tugas khusus dalam pengelolaan kemah suci dan segala perabotannya. Pasal tiga dan empat kitab Bilangan ini kemudian mengatur secara terperinci tugas-tugas masing-masing puak. Pengaturan ini bertujuan agar penyelenggaraan pelayanan ritual kaum Harun tidak terganggu, justru terbantu olehnya.
Sahabat, ketika Kemah Suci selesai dibangun, Allah memanggil Musa untuk membagi tugas kepada suku Lewi. Mereka mengurus segala hal yang berhubungan dengan Kemah Pertemuan: Bagian dalam, luar, perabotan, sampai penyelenggaraan ibadah.
Setiap orang penting bagi pekerjaan Tuhan, apa pun tugas yang Allah tetapkan baginya. Tidak ada tugas yang sepele sekalipun hanya memelihara pasak atau mengangkat barang-barang kudus. Memasang dan membongkar kemah pun sama pentingnya dengan mempersembahkan kurban bakaran. Jika satu bagian tidak ada yang mengerjakan, bisa kacaulah segalanya.
Sahabat, kisah ini memberi kita gambaran bahwa sekecil atau seringan apa pun tanggung jawab seseorang, ia punya peran yang besar. Semua dibutuhkan, semua penting.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pemahamanmu, menurut kamu siapa yang paling penting dan paling dibutuhkan di gerejamu: Gembala Jemaat, Majelis Jemaat, pemain musik, pemimpin pujian, penyambut tamu, pengedar kantong kolekte atau satpam? Mengapa? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).