Sahabat, siapa yang tidak pernah merasakan rindu atau kangen terhadap seseorang? Baik itu kepada pasangan hidup, anak, cucu, orangtua, pacar, ataupun sahabat. rasa rindu pasti pernah dirasakan oleh siapapun tanpa terkecuali. Rasa rindu ini muncul disebabkan karena sudah lama tidak bisa bertemu dengan seseorang karena batasan jarak, peraturan, pekerjaan atau sebab yang lain.
Pagi itu saya menikmati sarapan di warung makan yang menyajikan masakan rumahan bersama teman anak saya yang bekerja di Jakarta. Dia bercerita pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2021 dia tidak bisa bertemu dengan istri dan kedua orang anaknya yang tinggal di Semarang karena pandemi covid-19 sedang mengganas pada saat itu. Selama 6 bulan dia hanya bisa berkomunikasi dengan keluarganya melalui video call. Biasanya setiap 2 minggu sekali dia pulang.
Sahabat, pernahkah kita punya kerinduan untuk dapat bertemu dengan Tuhan melalui saat teduh kita? Pernahkah terbersit di hati kita: Aku rindu akan Tuhan.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Aku RINDU akan TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 63:1-12 dengan penekanan pada ayat 2. Sahabat, Mazmur 63 merupakan salah satu mazmur yang menarik dan menyentuh. Mengapa? Karena Mazmur 63 bercerita tentang perasaan orang yang merindukan Tuhan. Daud merindukan Tuhan dan berusaha menemui-Nya selama di padang gurun, di tempat perlindungannya. Ia tinggal di pegunungan, di padang gurun Zif (1 Samuel 23:14), menghindar dari kejaran Saul yang hendak membunuhnya.
Di padang gurun Daud merasa kesepian dan sendirian. Jiwanya haus, kosong, dan tidak bersemangat. Karena itu, ia mencari Tuhan. Daud memikirkan Tuhan sepanjang malam di tempat tidurnya (ayat 2, 7). Ia mengharapkan kasih setia-Nya. Daud percaya bahwa Allah pasti menolongnya. Akhirnya, Daud diselamatkan. Karena Allah tidak menyerahkannya ke tangan Saul.
Sahabat, dalam pergumulannya, Daud memandang Allah dan melihat kekuatan serta kemuliaan-Nya (ayat 3). Jiwanya bersukacita dan bersorak-sorai di dalam Tuhan. Lalu, Daud berkata, “Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu” (ayat 4-6).
Daud bersukacita sebab mengalami pertolongan Tuhan (ayat 8). Ketika sendirian, ia tidak takut dan putus asa lagi. Sebab jiwanya melekat kepada Tuhan (ayat 9). Sebaliknya, orang yang mencintai kejahatan akan mati oleh pedang dan menjadi makanan anjing hutan (ayat 10, 11). Orang yang mencari Allah dan mengakui pertolongan-Nya akan bersukacita (ayat 12).
Sahabat, Daud mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan berkenan ditemui ketika orang merindukan-Nya. Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya merasa sepi. Penghiburan-Nya akan menguatkan mereka dalam bentuk melindungi dan menyelamatkan mereka dari bahaya. Itu sebabnya Daud selalu merindukan Tuhan di sepanjang hidupnya, sekalipun ia menghadapi banyak bahaya. Ia tidak takut dan putus asa karena ia tahu Tuhan menyertainya dalam segala perkara.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, Sahabat, bagikanlah pengalamanmu apa yang engkau lakukan supaya dapat berkomunikasi dengan Tuhan setiap hari? Selamat sejenak merenung.
Selamat sejenak merenung. Sekarang mari kita berdoa, “Bapa, di saat kesepian menggayut di hatiku, aku mencari Engkau. Berilah penghiburan-Mu, ya Bapa.” (pg)