ALLAH: KOTA BENTENGku

ALLAH: KOTA BENTENGku

Mungkin diantara kita ada yang pernah mendengar atau membaca ungkapan: “Setiap orang punya salibnya sendiri-sendiri.”  Ungkapan tersebut mau bertutur bahwa setiap orang memiliki pergumulannya masing-masing. Tidak ada seorang pun  yang bisa melepaskan diri dari pergumulan dan kesesakan hidup. Kehidupan yang tanpa masalah adalah sebuah kemustahilan. Sebagai orang percaya, kita pun tidak dapat terhindar dari problematika dan dinamika kehidupan. Berita baiknya: Pergumulan bisa saja datang silih berganti, namun, ada satu yang tetap sama, yakni Allah sumber pertolongan kita. Allah: Kota Bentengku.

Untuk lebih memahami topik tentang: “ALLAH: KOTA BENTENGku”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 46:1-12. Sahabat, Pemazmur mengingatkan bahwa kita punya Allah yang adalah kota benteng kita. Perhatikan bagaimana Pemazmur sangat menegaskan hal tersebut dengan menyebutkannya sebanyak dua kali, yaitu di ayat 8 dan 12. Sebagai kota benteng, Allah adalah “tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (ayat 2).

Bahkan, Pemazmur melukiskan Allah dengan cara yang dahsyat. Ia mengatakan sekalipun bumi berubah dan gunung-gunung berguncang manusia akan tetap merasa aman (ayat 2-3). Biarpun perang berkecamuk dan bangsa-bangsa saling menghancurkan, Allah akan menjadi Kota Benteng yang teguh. Ia akan tetap menjaga orang-orang yang berdiam di dalamnya. Bahkan pada akhirnya, Ia akan mendatangkan kedamaian pada dunia.

Sahabat, Allah adalah kota benteng kita yang teguh. Oleh karena itu, Pemazmur mendorong kita agar di tengah kesukaran yang  kita alami, kita memandang pekerjaan Tuhan (ayat 9) dan berdiam diri di hadapan-Nya (ayat 11).

Frase “pandanglah pekerjaan Tuhan” (ayat 9) mengacu pada tindakan mengingat apa yang telah Tuhan kerjakan di dalam hidup kita dan di bumi ini. Ingat dan lihatlah sekelilingmu! Perhatikan betapa Allah punya kuasa untuk mengatur segala sesuatu demi kebaikan kita.

Sedangkan frase “Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah” (ayat 11) menegaskan bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita, hendaknya kita berdiam diri dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri, sebaiknya mengandalkan Tuhan.

Sekalipun bencana alam menimpa, didera sakit penyakit, kemiskinan, pengkhianatan, atau persoalan hidup apapun yang membuat kita takut dan gentar, maka pandanglah kepada Tuhan. Andalkanlah Dia senantiasa karena Dialah kota benteng kita yang teguh. Allah: Kota Bentengku.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, Sahabat, bagikanlah pemahamanmu tentang: “Allah: Kota Bentengku.” Selamat sejenak merenung. Marilah kita berdoa: “Tuhan, tuntunlah dan mampukan aku untuk percaya kepada-Mu sepenuhnya.  Biarlah melalui pergumulan yang hadir dalam hidupku,  aku semakin mengenal dan merasakan kasih-Mu.” (pg) 

Renungan Lainnya